Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HET Beras Premium Direlaksasi, Pedagang Sebut Bisa Atasi Gejolak Harga Beras

Kompas.com - 12/03/2024, 14:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah merelaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium mulai 10 hingga 23 Maret 2024, di mana kebijakan ini membuat HET beras premium naik Rp 1.000 untuk delapan wilayah.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid menilai kebijakan merelaksasi HET untuk menjaga harga dan stok beras stabil di pasaran.

"Kalau tidak ada HET, harga beras tidak akan turun," kata dia kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Walau HET Naik, Pedagang Pasar Mengaku Tetap Sulit Jual Beras

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/GOLVR Ilustrasi beras.

Ia mengatakan dengan diterapkannya HET, membuat pabrik-pabrik besar penguasa beras tidak ugal-ugalan membeli gabah petani. Saat ini, ia mendata ada sekitar 7 pabrik yang membeli gabah ugal-ugalan.

"Petani harus untung tapi jangan sampai harga beras naik," kata dia.

Menurutnya, dengan adanya kebijakan HET ini satgas pangan di bawah Kepolisian RI bisa ikut mengawasi di lapangan. Apabila ada pabrik yang melanggar maka negara harus tegas.

"Kasih sanksi. Panen ini cukup kok harga malah naik. Kan lucu," ucapnya.

Baca juga: Pengusaha Sebut Relaksasi HET Bikin Harga Beras Turun Sementara

Sebelumnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) menerapkan relaksasi HET beras premium untuk menstabilkan harga di pasar.

Relaksasi ini membuat harga beras naik Rp 1.000 per kilogram. Di Jawa, misalnya, semula HET Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900. (Penulis: Dennis Destryawan | Editor: Seno Tri Sulistiyono)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: HET Beras Premium Direlaksasi, Pedagang Sebut Bisa Atasi Harga Beras yang Ugal-ugalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com