Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di DPR, Tangis Risma Pecah Saat Mendengar Kisah Lansia Sebatang Kara Tak Dapat Bansos

Kompas.com - 20/03/2024, 03:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini menangis ketika mendengar kisah Bu Semi dari Anggota Komisi VIII DPR RI Muhammad Ali Ridha saat rapat kerja siang ini, Selasa (19/3/2024).

Ridha mengisahkan, dirinya pernah menyambangi rumah warga Magetan bernama Bu Semi yang berusia 90 tahun namun hidup sebatang kara.

Sehari-hari Bu Semi menyambung hidupnya dengan bekerja menjadi pembuat kerupuk lempeng khas Magetan.

"Bu Semi hidup sebatang kara dan dia harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja membuat kerupuk lempeng dengan bayaran Rp 5.000 dan itu tentu tidak cukup untuk menghidupi dirinya," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca juga: Mensos Risma Salurkan Bantuan 84 Mesin Perahu Kepada Nelayan di Gresik

Ridha bilang, penghasilan tersebut tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal ini terbukti dari ketika Ridha mendatangi rumah Bu Semi, dia melihat Bu Semi hanya memasak tahu dan kacang panjang rebus.

"Orang ini memang sebatang kara dan kebetulan dia memasak. Mohon maaf bu karena tidak ada beras, dia harus memakan tahu dan kacang panjang yang direbus tanpa menu apapun," ucapnya dengan suara bergetar.

Baca juga: Ada Kasus BLT BBM Gagal Dicairkan, Mensos Risma Didesak Lakukan Pembenahan

Sementara itu, tangis Risma pun pecah mendengar kisah Bu Semi. Dia mengusap air matanya dengan tisu.

Dengan kondisi tersebut, dia mengungkapkan, Bu Semi rupanya tidak terdata di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial.

"Yang kasihan itu dia seringkali melihat tetangganya menerima beberapa kali bantuan, ya mungkin tetangganya juga layak dibantu, tetapi dirinya tidak menerima bantuan," ungkapnya.

Dari temuan itu, dia pun menyoroti mengenai masyarakat kurang mampu yang seharusnya terdata menjadi KPM bansos namun namanya tidak terdaftar di DTKS.

Baca juga: Harga BBM Resmi Naik, Mensos Risma Sebut BLT Rp 600.000 Siap Disalurkan

 


Sementara di sisi lain, banyak masyarakat yang keadaan ekonominya lebih layak justru menjadi KPM bansos lantaran nama yang sudah terdata di DTKS sulit untuk dihapus.

Oleh karenanya, dia meminta agar Risma selaku Mensos dapat membenahi sistem ini agar program bansos dapat lebih tepat sasaran.

"Ketika saya datang ke sana wajah Bu Menteri yang saya lihat karena begitu berat dan banyaknya tugas yang harus diemban tetapi kita sama-sama memiliki niat yang baik yang sama untuk bagaimana program bantuan ini bisa tepat sasaran," tuturnya.

Ucapan penutup dari Ridha itu membuat Risma menundukkan wajahnya dengan posisi tangan terlipat seakan tidak ingin wajahnya terlihat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com