Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Kompas.com - 02/05/2024, 11:36 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi pada April 2024 menurun dibanding bulan sebelumnya. Hal ini terjadi meskipun pada April 2024 terdapat momen Hari Raya Idul Fitri.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3 persen pada April 2024. Laju inflasi itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen.

Sementara itu, secara bulanan (month to month/mtm) tingkat inflasi tercatat sebesar 0,25 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan posisi Maret yang mencapai 0,52 persen.

Baca juga: Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

"Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,19 persen," kata dia, dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Amalia menjelaskan, inflasi pada April lalu utamanya disebabkan oleh inflasi kelompok transportasi. Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 0,93 persen secara mtm dan memberikan andil 0,12 persen terhadap tingkat inflasi nasional.

Komoditas utama yang memicu inflasi kelompok transportasi ialah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, tarif angkutan antar kota dengan andil 0,03 persen, dan tarif kereta api dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.

"Adapun komoditas lainnya yang jug memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi 0,14 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen, tomat dengan andil inflasi sbesar 0,04 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen," tutur Amalia.

Lebih lanjut Amalia membenarkan, tingkat inflasi pada bulan April yang terdapat momen Lebaran lebih rendah dibandingkan dengan Maret lalu yang bertepatan dengan momen Ramadhan. Selain itu, tingkat inflasi April lalu juga lebih rendah dibandingkan dengan periode Lebaran pada 3 tahun sebelumnya.

"Yaitu April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021. Ini terjadi karena pada bulan ini atau April 2024 komponen harga bergejolak mengalmi deflasi setelah sebelumnya mengalami tekanan inflasi selama 7 bulan berturut-turut," ucapnya.

Baca juga: Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal Jangkar Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com