PENINGKATAN pendapatan petani semakin sulit diprediksi. Di tengah melimpahnya pasokan, petani dihadapkan pada jatuhnya harga gabah.
Petani juga terbebani upah buruh dan pupuk yang meningkat konsisten dari waktu ke waktu yang sudah terlanjur dikeluarkan saat proses produksi.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Panen raya menghancurkan harga, padahal ongkos produksi sudah terlanjur dibayarkan konsisten terus meninggi.
Parahnya, justru China yang bakal difasilitasi mengembangkan satu juta hektare lahan pertanian di tengah peningkatan petani gurem di negeri sendiri.
Harga beras dalam negeri sangat dinamis seiring dengan perubahan pasokan. Dampaknya peningkatan stok menghantam harga gabah di petani, meski ongkos produksi yang dikeluarkan telah meningkat.
Rilis BPS pada Kamis (02/05/2024), memberi gambaran peningkatan produksi beras pada April 2024 mencapai 5,53 juta ton, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,38 juta ton.
Produksi bulan April jauh tinggi dari panen raya tahun 2023. Tak ayal, penurunan harga beras tak menunggu waktu lama dan langsung turun 2,72 persen dari bulan ke bulan.
Turunnya harga beras diawali dari turunnya harga gabah di tingkat petani pada sebulan terakhir. Harga gabah kering panen pada April 2024 turun sebesar 15,58 persen serta Gabah Kering Giling turun sebesar 14,32 persen.
Turunnya harga beras ini dilanjutkan hingga tingkat grosir dan eceran dalam satu bulan terakhir. Harga beras di penggilingan pada April 2024 sebesar Rp 13.012 atau turun 8,04 persen.
Harga beras grosir sebesar Rp 13.835 atau turun 4,77 persen. Harga beras eceran Rp 15.109 atau turun 2,72 persen.
Harga beras yang dicatat BPS ini merupakan rata-rata dari berbagai jenis kualitas beras yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Catatan BPS, rata-rata harga beras masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Pada April 2024, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 13.512,00 per kg, turun sebesar 7,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 12.759 per kg atau turun sebesar 8,63 persen. Beras kualitas submedium sebesar Rp 12.377 atau turun sebesar 8,53 persen, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp 12.367 per kg atau turun sebesar 4,48 persen.
Sementara, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga kembali memperpanjang relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium dari Rp 13.900 per kilogram (kg) menjadi Rp 14.900 per kg hingga 31 Mei 2024.