Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Kompas.com - 08/05/2024, 19:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp 46,6 miliar untuk mengembangkan teknologi modern di Tambak Budidaya Ikan Nila Salin (BINS), Karawang, Jawa Barat.

Trenggono mengatakan, budidaya Ikan nila salin di BINS mengedepankan penggunaan teknologi modern di antaranya berupa mesin pakan otomatis, sistem kincir, dan alat pengukur kualitas air berbasis IOT dan tenaga surya.

Selain itu, kata dia, tambak sudah dilengkapi instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) sehingga ramah lingkungan.

Baca juga: KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

"Nilai investasi yang digelontorkan KKP membangun BINS sebesar Rp46,6 miliar," kata Trenggono dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2024).

Trenggono mengatakan, BINS menjadi terobosan budidaya ikan nila di darat.

Sebab, kata dia, kebanyakan praktik budi daya ikan nila di Indonesia dilakukan di keramba jaring apung (KJA) yang secara ekologi tidak ramah lingkungan dan merusak ekosistem di danau serta menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Hadirnya BINS juga bisa menjadi solusi bagi tambak-tambak udang yang sudah tidak beroperasi optimal (idle)," ujarnya.

Trenggono mengatakan, modeling kawasan tambak budidaya ikan nila salin dibangun KKP di lahan seluas 80 hektare yang berada di area Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.

Ia mengatakan, total produksinya mencapai 7.020 ton/tahun atau senilai Rp196,5 miliar dengan asumsi harga jual nila salin Rp28.000/kilogram.

Jumlah tersebut, kata dia, masih akan terus ditingkatkan hingga mencapai 10.000 ton per tahun.

Adapun hasil produksi nila salin BINS akan diolah lebih lanjut menjadi produk olahan ikan fillet dengan tujuan ekspor.

"Kami targetkan ke depan ini produksinya 1 tahun 10.000 ton, dengan berat per ekor tidak kurang dari 1 kilogram, supaya bisa difillet. Dan tentunya ada industri, makanya tadi kami hadirkan juga pelaku industri," tuturnya.

Lebih lanjut, Trenggono mengatakan, ikan nila salin memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar domestik maupun global.

"Data Future Market Insight (2024) memproyeksikan nilai pasar ikan nila dunia pada tahun 2024 sebesar 14,46 miliar dolar AS. Nilai tersebut diproyeksikan meningkat sebesar 59 persen pada tahun 2034 menjadi 23,02 miliar dolar AS dengan tingkat pertumbuhan pertahun (CAGR) 4,8 persen," ucap dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan modeling kawasan tambak budi daya ikan nila salin milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024).

Baca juga: KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com