Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, OJK Sebut Kinerja Asuransi Jiwa Masih Tertekan

Kompas.com - 22/05/2024, 22:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja asuransi jiwa masih tertekan. Di sisi lain, kinerja asuransi umum dan dana pensiun telah mengalami normalisasi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, faktor utama yang terindikasi menjadi penyebab penurunan kinerja perusahaan asuransi jiwa adalalah produk asuransi yang dikaitkan investasi (PAYDI) atau produk unitlink.

"Ada sentimen negatif masyarakat, meski perkembangan pasar juga turut menekan kinerja perusahaan asuransi jiwa," kata dia dalam kegiatan bersama pimpinan redaksi, Senin (20/5/2024).

Ia menambahkan, pada akhir 2024, aset perusahaan asuransi jiwa diproyeksikan akan tumbuh 4-6 persen secara tahunan.

Baca juga: Premi Asuransi Jiwa Berangsur Positif, Tumbuh 8,24 Persen per Januari 2024

Sampai Maret 2024, aset perusahaan asuransi jiwa tercatat senilai Rp 624,1 triliun, atau tumbuh 0,47 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 621,1 triliun.

Di sisi lain, industri asuransi umum mengalami pertumbuhan aset 0,17 persen secara tahunan dan industri reasuransi mengalami pertumbuhan 0,6 persen pada periode yang sama.

Sampai kuartal I-2024, premi asuransi jiwa tercatat senilai Rp 45,78 triliun.

Sementara itu, premi yang dikumpulkan perusahaan asuransi umum dan reasuransi sampai kuartal I-2024 senilai Rp 41,75 triliun.

Baca juga: Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

 


Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, asuransi tradisional masih mendominasi komposisi premi asuransi jiwa yakni sebesar 72,78 persen dari total premi atau sebesar Rp 33,32 triliun.

Di sisi lain, pada produk asuransi yang dikaitkan investasi (PAYDI) atau unitlink memiliki komposisi 27,22 persen dari total premi atau sebesar Rp 12,46 triliun.

"Yang mengalami penurunan sebesar 22,67 persen secara tahunan yoy pada Maret 2024," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/5/2024).

Baca juga: Asuransi Jiwa Tradisional Premier Pro, Apa Saja Manfaatnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Earn Smart
Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Whats New
Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Whats New
Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Whats New
Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Work Smart
PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Whats New
Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Whats New
Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Whats New
Bos Superbank Akui Selektif  Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat 'Fintech Lending'

Bos Superbank Akui Selektif Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat "Fintech Lending"

Whats New
Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Whats New
Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Whats New
Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Whats New
Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Whats New
Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com