Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Kredit Bermasalah, Ini Jurus BRI Finance

Kompas.com - 24/05/2024, 20:11 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan multifinance PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance mencatat kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) ada di level 1,66 persen pada Maret 2024.

Angka ini turun 0,12 persen secara bulanan dari tingkat kredit bermasalah bulan sebelumnya sekitar 1,79 persen.

Direktur Manajemen Risiko BRI Finance Ari Prayuwana mengatakan, angka tersebut masih di bawah NPF gross perusahaan pembiayaan yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senilai 2,45 persen.

Baca juga: Ini Cara 360Kredi Tekan Kredit Macet di Industri Fintech Lending

"Sepanjang bulan Maret 2024, kami berhasil mencatat penurunan dalam tingkat NPF perusahaan," kata dia dalam siaran pers, Jumat (24/5/2024).

Ia menjelaskan, angka kredit bermasalah ini ditekan dengan cara melakukan penyaluran pembiayaan secara selektif dengan prinsip kehati-hatian dan memperkuat AR Management yang berfokus pada kualitas pembiayaan.

Ari menjabarkan, NPF BRI Finance sedikit meningkat pada April 2024 menjadi 1,68 persen.

Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti penurunan daya beli masyarakat setelah momentum Lebaran dan keterlambatan pembayaran kewajiban oleh debitor pasca libur Lebaran.

"Namun, BRI Finance optimistis tetap menjaga rasio NPF stabil di bawah 2 persen hingga akhir tahun," imbuh dia.

BRI Finance juga telah mengembangkan strategi lanjutan untuk terus menekan NPF di masa mendatang, beberapa di antaranya melakukan ekspansi bisnis secara selektif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan penguatan risk technology, risk culture, policy, serta scoring yang lebih spesifik untuk pembiayaan segmen konsumer.

Tidak hanya itu, BRI Finance juga menetapkan target pertumbuhan yang solid untuk pembiayaan high yield segment (used car dan refinancing) hingga akhir 2024.

Seiring dengankeraguan konsumen untuk membeli mobil baru di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, BRI Finance optimis untuk perluasan portofolio pembiayaan high yield segment.

"Perusahaan tetap optimistis dalam meraih target hingga akhir 2024," tandas dia.

Sebagai informasi, BRI Finance mencetak laba bersih Rp 101,89 miliar sepanjang 2023.

Pengumpulan laba bersih ini naik Rp 18,05 miliar atau sebesar 21,53 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, pertumbuhan portofolio pembiayaan mencapai 19,40 persen dari Rp 6,49 triliun di 2022 menjadi Rp 7,75 triliun pada 2023.

Baca juga: Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com