Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Gas Bumi Penting untuk Kurangi Impor LPG

Kompas.com - 27/05/2024, 19:59 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sesi Energy & Economic Outlook Gasfest 2024, SKK Migas menyoroti perkembangan pasar gas bumi yang semakin meningkat untuk mengamankan Indonesia dari volatilitas energi, terutama impor LPG.

Pemgurangan impor LPG jadi penting, sebab saat ini energy security atau ketahanan energi jadi fokus utama setiap negara di tengah gejolak geopolitik global.

Selain itu, peran gas bumi juga penting sebab Indonesia memasuki masa transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

Dengan demikian, menurut SKK Migas, dukungan PGN sebagai Subholding Gas Pertamina dibutuhkan untuk memperluas pasar agar gas terserap lebih banyak.

"Setelah infrastruktur gas bumi tersedia, PGN bisa membawa gas bumi dari Jawa Timur ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas. Peran PGN juga diperlukan dalam percepatan infra WNTS-Pemping untuk membawa gas dari Natuna ke pasar domestik," ujar Head of Oil and Gas Comercialization Division SKK Migas Rayendra Siddik melalui keterangan pers, Senin (27/5/2024).

Baca juga: SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Senada, Direktur Logistik & infrastruktur Pertamina Alfian Nasution berharap agar PGN sebagai Subholding Gas Pertamina dapat meningkatkan kontribusinya melalui pengembangan jargas rumah tangga untuk impor LPG serta kerja sama dengan subholding lain untuk ketahanan energi.

Menurut Alfian, peran gas juga menjadi tantangan bagi Pertamina di masa transisi sekaligus mengisi strategi low carbon Pertamina. Beberapa pembangkit di refinery atau upstream dicanangkan akan menggunakan gas, sehingga PGN punya peran utama untuk ketersediaan gasnya.

“Energi fosil akan mencapai puncak pada 2030, diprediksikan NRE seperti matahari angin biofuel akan memiliki 40-45 persem dari total kebutuhan energi. Meski demikian, kebutuhan gas tetap meningkat, sehingga menjadi potensi besar bagi PGN dalam menggarap transisi energi,” ujar Alfian.

Baca juga: SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Bangun jargas untuk kurangi impor LPG

Komisaris Utama PGN, Amien Sunaryadi menambahkan, Cara mengurangi impor LPG yakni dengan dengan menambahkan pengunaan gas bumi dalam negeri, termasuk rumah tangga dan industrial.

"Dukungan pemerintah kami harapkan untuk membangun jargas lebih banyak," ujar Amien.

Namun, di wilayah Timur Indonesia sama sekali tidak ada pipeline jaringan gas, sehingga harus ada model lain yakni beyond pipeline. Sebab, dalam konteks infrastruktur gas bumi di Indonesia bagian Timur, diperlukan logistik scheming yang lebih, salah satunya dengan shipping (pengapalan).

"PGN akan senantiasa menjalankan penyaluran gas dan menjaga reability," tambah Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.

Ia menambahkan, dengan melakukan integrasi layanan pipa dan beyond pipeline, kan dapat memenuhi kebutuhan demand-demand di kota-kota baru, kawasan-kawan industri, transportasi melalui CNG dan transportasi laut. Selain itu, mengejar agreasi dengan memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor pembangkit listrik, refinery milik Pertamina, dan anchor buyer lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com