Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Saham Asia Dibuka Variatif Jelang Keputusan 2 Bank Sentral

Kompas.com - 10/06/2024, 10:45 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar saham Asia-Pasifik bergerak variatif pada Senin (10/6/2024), dipicu oleh laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat sebelumnya.

Data tersebut menunjukkan peningkatan perekrutan dan pertumbuhan upah di AS pada bulan Mei, yang berdampak signifikan pada sentimen pasar di seluruh dunia.

Dikutip dari CNBC, Senin, indeks saham Jepang menunjukkan performa positif. indeks Nikkei 225 naik 0,19 persen dan indeks Topix menguat 0,38 persen pada pembukaan perdagangan.

Baca juga: IHSG Sepekan Merosot 1,04 Persen, Ini Daftar Saham Paling Boncos

Sebaliknya, indeks saham Korea Selatan mengalami penurunan dengan indeks Kospi turun 1 persen dan Kosdaq merosot 0,5 persen.

Beberapa bursa saham utama di Asia, termasuk Australia, China, Hong Kong, dan Taiwan, ditutup karena hari libur, mengurangi volume perdagangan secara keseluruhan.

Laporan pekerjaan AS yang lebih kuat menimbulkan ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga.

Investor tidak mengantisipasi adanya pemotongan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) minggu ini atau pada pertemuan berikutnya di bulan Juli 2024.

Baca juga: IHSG Ambles 1,1 Persen, 309 Saham Merah

Keputusan The Fed ini memiliki implikasi besar bagi pasar Asia. 

Pertama, dengan suku bunga yang tetap tinggi, dollar AS cenderung tetap kuat. Ini dapat memberikan tekanan pada mata uang Asia, membuat ekspor dari negara-negara Asia lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar global.

Kedua, suku bunga tinggi di AS dapat menarik arus modal keluar dari pasar negara berkembang di Asia menuju aset-aset AS yang dianggap lebih aman dan memberikan imbal hasil lebih tinggi. Ini bisa menyebabkan volatilitas di pasar saham dan obligasi Asia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com