JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar saham Asia-Pasifik bergerak variatif pada Senin (10/6/2024), dipicu oleh laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat sebelumnya.
Data tersebut menunjukkan peningkatan perekrutan dan pertumbuhan upah di AS pada bulan Mei, yang berdampak signifikan pada sentimen pasar di seluruh dunia.
Dikutip dari CNBC, Senin, indeks saham Jepang menunjukkan performa positif. indeks Nikkei 225 naik 0,19 persen dan indeks Topix menguat 0,38 persen pada pembukaan perdagangan.
Baca juga: IHSG Sepekan Merosot 1,04 Persen, Ini Daftar Saham Paling Boncos
Beberapa bursa saham utama di Asia, termasuk Australia, China, Hong Kong, dan Taiwan, ditutup karena hari libur, mengurangi volume perdagangan secara keseluruhan.
Laporan pekerjaan AS yang lebih kuat menimbulkan ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga.
Investor tidak mengantisipasi adanya pemotongan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) minggu ini atau pada pertemuan berikutnya di bulan Juli 2024.
Baca juga: IHSG Ambles 1,1 Persen, 309 Saham Merah
Keputusan The Fed ini memiliki implikasi besar bagi pasar Asia.
Pertama, dengan suku bunga yang tetap tinggi, dollar AS cenderung tetap kuat. Ini dapat memberikan tekanan pada mata uang Asia, membuat ekspor dari negara-negara Asia lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar global.
Kedua, suku bunga tinggi di AS dapat menarik arus modal keluar dari pasar negara berkembang di Asia menuju aset-aset AS yang dianggap lebih aman dan memberikan imbal hasil lebih tinggi. Ini bisa menyebabkan volatilitas di pasar saham dan obligasi Asia.