JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengungkapkan, produksi padi nasional akan turun jika program subsidi gas industri atau program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) tak dilanjutkan.
Adapun program HGBT akan berakhir pada Desember 2024 mendatang.
Dia menjelaskan kenaikan harga gas 1 dollar AS per MMBTU akan mengakibatkan biaya atau anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 2,23 triliun.
Baca juga: Dapatkah Pertanian Organik Skala Besar Meningkatkan Produksi Padi Nasional?
Tak hanya penurunan produksi beras, Rahmad bilang, jika program HGBT tak dilanjutkan juga bisa membuat produksi jagung menurun sebesar 1,2 juta ton per tahun.
Oleh karena itu, dia meminta dukungan dari Komisi IV DPR untuk bisa mendukung penyediaan sumber bahan baku gas bagi di Pupuk Indonesia.
Dia juga menilai, nilai subsidi yang diberikan sebesar 6 dollar AS per mmbtu cukup ideal bagi indusri pupuk. Sebab jika diberikan lebih dari angka itu dikhawatirkan biaya subsidi dari pemerintah akan bengkak.
Baca juga: Pemerintah Resmikan Pabrik Penggilingan Padi Pertama Milik Petani
“Sebenarnya kalau lebih rendah yah bagus untuk petani tapi biaya subsidi akan bengkak. Nah, kalau biaya subsidi bengkak juga kurang baik. Jadi menurut saya angka 6 dollar AS per mmbtu terbukti bagus untuk industri pupuk,” pungkasnya.