Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2018, Indosat Merugi Rp 2,4 triliun

Berdasarkan laporan keuangan ISAT di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3/2019), pendapatan ISAT harus turun cukup dalam hingga 22,68 persen year on year (yoy) menjadi Rp 23,16 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 29,92 triliun.

Ketiga sumber pendapatan dari ISAT kompak turun yakni dari pendapatan seluler, pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet, serta pendapatan telekomunikasi tetap. Adapun masing-masing pendapatan sebesar Rp 18,02 triliun, Rp 4,38 triliun, dan Rp 729,4 miliar.

Pendapatan seluler ISAT melorot 26,38 persen. Pendapatan multimedia, komunikasi data, internet ISAT turun 3,10 persen dan pendapatan telekomunikasi tetap turun 20,12 persen.

Padahal jika melihat total beban, ISAT justru mengalami efisensi sebesar 8,84 persen menjadi Rp 23,60 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 25,89 triliun.

Bahkan, ISAT juga mencatatkan keuntungan yang diasosiasikan dengan hilangnya pengendalian atas entitas anak sebesar Rp 924,89 miliar. Ini adalah keuntungan dari penjualan saham PT Artajasa Pembayaran Elektronis yang dimiliki secara langsung lewat PT Aplikanusa Lintasarta.

Namun merosotnya pendapatan menyebabkan biaya beban dan biaya keuangan sebesar Rp 2,12 triliun tidak bisa tertutupi. Walhasil berkat rugi tersebut, ekuitas perusahaan harus merosot menjadi Rp 12,13 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,81 triliun.

Di sisi lain, liabilitas ISAT pun tercatat meningkat menjadi Rp 41,0 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 35,84 triliun. Peningkatan liabilitas mayoritas disumbang oleh liabilitas jangka pendek sebesar Rp 21,04 triliun.

Menyiasati pendanaan, ISAT juga baru saja menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp 500 miliar di awal tahun 2019 ini.

Mengutip riset Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana Putra, Rabu (6/3/2019), pihaknya merekomendasikan hold saham ISAT. Selain itu pihaknya juga masih memprediksi target saham ISAT sebesar Rp 2.570 per saham atau turun 19,2 persen. Adapun saat ini saham ISAT masih berada di level Rp 3.160 per saham.

Menurutnya tahun 2018 merupakan tahun yang cukup mengecewakan bagi ISAT. Pun ini sudah sesuai dengan prediksi sebelumnya yang diperikirakan pendaptan ISAT hanya dapat menyentuh Rp 22,5 triliun.

Lebih lanjut, menurutnya, kerugian ISAT disumbang utamanya dari beban keuangan. Beban tersebut melebihi ekpektasi sebesar Rp 1,6 triliun. Di sisi lain, secara kuartalan, pendapatan ISAT masih meningkat 17,7 persen dan ini pertanda baik.

“Seharusnya perusahaan dapat mempertahankan kinerja ini sehingga pendapatan dapat naik menjadi Rp 24 triliun sampai Rp 25 triliun,” tulis Etta dalam risetnya. Kendati demikian laba bersih baru dapat tercapai jika perusahaan dapat mengerek pendapatan hingga Rp 26,5 triliun sampai Rp 27 triliun dengan asumsi beban yang sama.

Menurutnya ISAT harus mempercepat peningkatan layanan 4G yang dapat mendorong pendapatan. Kinerja ISAT secara umm masih relatif kurang menarik, namun ISAT mempunyai peran penting dalam isu konsolidasi di industri telekomunikasi yang bisa saja terjadi dan mengubah industri ini.

“Kami pesimistis konsolidasi akan terjadi di 2019, menunggu regulasi frekuensi yang baru, sedangkan lelang frekuensi 5G diperkirakan baru dimulai pada 2022,” tulis Etta. (Yoliawan H)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Indosat (ISAT) harus merugi hingga Rp 2,40 triliun di tahun lalu


https://money.kompas.com/read/2019/03/06/155022526/2018-indosat-merugi-rp-24-triliun

Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke