Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Konsep Keuangan yang Perlu Dipahami Sebelum Usia 30 Tahun

Jika berkeinginan membangun kekayaan, maka ada beberapa konsep uang yang harus dipahami setiap orang sebelum berusia 30 tahun.

Bagi yang ingin menjadi investor, mereka harus pangan mengenai berbagai istilah seperti bunga majemuk, bearish dan bullish, atau diversifikasi.

Sementara bagi non investor juga harus memahami apa itu nilai bersih, bunga, dan inflasi.

Sebagaimana dikutip dari Business Insider, dengan menguasai beberapa konsep keuangan sebelum usia 30 tahun, maka Anda bisa memperbaiki kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan.

Berikut 9 konsep keuangan yang harus dipahami, utamanya oleh milenial:

1. Kekayaan bersih

Perencana keuangan sekaligus pendiri Workable Wealth, Mary Beth Storjohann mengatakan, kekayaan bersih bisa menjadi tolak ukur kesehatan finansial seseorang.

"Kekayaan bersih juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh Anda datang dari waktu ke waktu," kata Storjohann.

Anda berada dalam performa yang baik jika kekayaan bersih Anda termasuk positif. Jika kekayaan bersih Anda negatif, nampaknya ada sejumlah urusan yang harus diselesaikan.

2. Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu.  Ketika harga naik karena inflasi, berarti kekuatan mata uang Anda berkurang.

Gunakan penghitungan inflasi ini untuk mengetahui apakah gaji Anda mengikuti tingkat inflasi tahunan.

"Yang paling penting adalah apakah penghasilan Anda naik pada tingkat yang sama dengan inflasi," kata Storjohann.

3. Likuiditas

Singkatnya, likuiditas adalah seberapa mudahnya uang Anda diakses. Uang tunai adalah uang yang paling likuid karena dapat diakses sesegera mungkin.

"Dana darurat Anda harus dalam rekening tunai karena harus tersedia jika terjadi keadaan darurat," kata Storjohann.

Selain itu, Anda juga dapat menyimpan dana darurat di rekening pasar uang sebagai alternatif yang cukup aman dan likuid. Dengan menabung di pasar uang, Anda bisa mendapat bunga 1 persen dari uang yang ditanam. Isi rekening pasar uang juga bisa diambil sewaktu-waktu dibutuhkan.

Sebaliknya, aset seperti rumah atau rekening pensiun adalah yang paling tidak likuid. Karena aset tersebut tidak bisa segera dicairkan menjadi uang, tteapi diinvestasikan dalam jangka waktu cukup lama. Namun, nilai aset terus bertambah dari waktu ke waktu. Begitu juga jika Anda memutuskan berinvestasi saham.

"Uang yang Anda investasikan di pasar saham tidak tersedia, karena Anda berisiko kehilangan sebagian jika Anda mengeluarkannya," kata Storjohann.

4. Bunga

Bunga diibaratkan koin dua sisi, yakni sebagai pendapatan ekstra sekaligus biaya ekstra yang harus dibayarkan.

Dalam hal menghemat uang kata Storjohann, bunga berarti uang yang akan bekerja untuk Anda. Saat menaruh uang di rekening tabungan di bank, Anda membiarkan bank itu meminjam uang Anda.

Bunga adalah apa yang mereka bayarkan kepada Anda karena "meminjamnya". Persentasenya dapat naik atau turun tergantung pada kondisi ekonomi.

Sebagian besar rekening tabungan tradisional memiliki tingkat bunga 0,01 persen. Sedangkan rekening tabungan dengan hasil yang tinggi bisa memberi Anda bunga 1 persen dari uang Anda.

Di sisi lain, ketika Anda meminjam uang dari seseorang, baik kartu kredit atau pinjaman lainnya, Anda membayar bunga kepada mereka sebagai risiko meminjam. Semakin lama Anda membayar pinjaman, semakin banyak Anda membayar bunga.

5. Bunga majemuk

Seiring berjalannya waktu, uang dalam akun rekening akan menghasilkan bunga. Dari jumlah uang itu akan menghasilkan bunga itu sendiri, dan seterusnya sebagaimana efek bola salju.

Misalnya, Anda menyetor 100 dollar AS dengan tingkat bunga tahunan 7 persen, maka dalam satu tahun ke depan Anda akan menerima 107 dollar AS.

Di tahun berikutnya lagi, dengan tingkat bunga yang sama, Anda mendapat tambahan lebih banyak lagi karena tambahan bunga dari tingkat bunga Anda.

Secara khusus, bunga majemuk akan berdampak signifikan untuk tabungan pensiun, khususnya bagi yang menabung lebih awal di usia dini dan rutin dengan junlah konsisten.

6. Bullish

Bull market atau bullish mengacu pada kecenderungan harga untuk bergerak naik secara terus menerus dalam suatu periode waktu tertentu. Istilah ini juga kerap digunakan sentimen di kalangan trader yang optimistis mengenai suatu aset finansial.

Pasar bullish biasanya menandakan ekonomi dalam keadaan baik dan tingkat pengangguran rendah.

7. Bearish

Bear market atau bearish menunjukkan keadaan yang sebaliknya dari bullish. Hal ini menandakan ketika saham cenderung turun. Hal ini ditandai dengan harga saham yang melemah, perekonomian dalam kejatuhan, dan tingkat pengangguran meningkat.

Meski terdengar buruk, namun menurut Storjohann, hal yang penting diingat adalah bahwa pasar saham adalah roller coaster. Artinya, ada waktynya saham akan mengalami naik dan turun dan semestinya tak disikapi dengan panik.

"Milenial punya waktu di pihak mereka. Dan seiring waktu, uang memiliki kemampuan untuk tumbuh," kata Storjohann.

8. Toleransi risiko

Jika pasar saham adalah roller coaster, toleransi risiko Anda adalah seberapa nyaman Anda menghadapi pasang surut itu.

"Ini tentang apakah Anda memahami siklus atau stres tentang hal itu," kara Storjohann.

Jika Anda memiliki toleransi risiko yang tinggi, Anda tak akan ambil pusing jika pasar mengalami pelemagan dan memilih untuk lebih agresif dengan investasi Anda. Namun, jika Anda sangat menghindari risiko, Anda cenderung kurang agresif dan menjauhi pasar.

Pada akhirnya, toleransi risiko itu tergantung pada berapa banyak waktu Anda harus berinvestasi, potensi penghasilan di masa depan, dan aset yang dimiliki yang tidak diinvestasikan, seperti rumah atau warisan.

9. Alokasi dan diversifikasi aset

Alokasi aset yang merupakan keseimbangan antara risiko dan penghargaan ditambah dengan basis diversifikasi, memungkinkan Anda untuk menyebarkan kekayaan secara efektif.

Misalnya, dengan membuat akun pensiun yang terdiversifikasi yang menginvestasikan uang Anda ke dalam kombinasi saham, obligasi, dan aset alternatif. Secara otomatis ini akan menyesuaikan alokasi aset Anda dan paparan risiko berdasarkan usia dan masa pensiun Anda.

Ibaratkan, Anda menyimpan semua telur dalam satu keranjang, apa yang akan terjadi jika keranjang itu jatuh? Tentu semua telur itu akan pecah.

Oleh karena itu, Storjogann menyebut diversifikasi bisa membuat Anda menyeimbangkan aset.

"Anda mengorbankan di sejumlah sisi baiknya, tetapi Anda juga menurunkan beberapa sisi buruknya," kata dia.

https://money.kompas.com/read/2019/03/11/093303326/9-konsep-keuangan-yang-perlu-dipahami-sebelum-usia-30-tahun

Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke