Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Bunga Acuan Belum Naik atau Turun, BI Diminta Lihat Kondisi Secara Komprehensif

Melihat kondisi itu, sejumlah pihak pun meminta BI untuk lebih cermat untuk menentukan angka suku bunga acuan nantinya.

CEO PT Bank CIMB Niaga Tbk, Tigor Siahaan, mengatakan, memang sejauh ini BI belum mengeluarkan keputusan terkait suku bunga acuan, naik atau tidak. Menurutnya, BI tentu kini masih melihat perkembangan-perkembangan yang ada sebelum memutuskan.

"Tahun ini kita lihat baru saja, minggu lalu tidak menaikkan suku bunga dan tidak menurunkan suku bunga," kata Tigor di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Tigor mengungkapkan, jika pun akan menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan, BI sepatutnya melihat dan memperhatikan beberapa perkembangan yang terkait dengan hal ini. Apakah terkait perkembangan, inflasi, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Bagaimana perkembangannya dengan global perspektif dan baru akan melihat apakah ada kesempatan menurukan suku bunga atau enggak," sebutnya.

"Karena kajian-kajian begini, saya rasa harus dilihat secara kompreshensif bukan hanya karena di sana naikkin bunga, di sini enggak, (sehingga) langsung enggak naik (suku bunga acuan," tambah dia.

Dia meyakini, BI akan membuat keputusan yang baik dan bijak terkait posisi suku bunga acuan. Mereka akan mengumpulkan sejumlah data dan faktor pendukung lain untuk menentukan sebuah keputusan. Sehingga, teka teki besaran angka suku bunga acuan akan diketahui.

"Saya rasa BI akan melakukan langkah yang tepat, tapi mereka juga masih lihat datanya. Karena harus lihat data CAD, inflasi, semuanya untuk melihat (berapa) angka yang tepat," imbuhnya.

Ia menambahkan, BI juga pasti memantau terkait suku bunga acuan yang akan ditentukan oleh Bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Apalagi, tahun lalu BI juga memang menaikkan suku bunga sebesar 175 bps.

"Antisipasi dari kenaikan The Fedd juga kan," lanjutnya.

Diketahui, tahun lalu BI melalui Rapat Dean Gubernur Bulanan (BI) memutuskan meningkatkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebsar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.

Jika diakumulasi, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali sebesar 175 bps hingga November 2018.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, keputusan tersebut untuk menyikapi kondisi global, salah satunya adalah untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Adapun suku bunga deposit facility juga naik 25 bps menjadi 5,25 persen dan lending facility 6,75 persen. Kebijakan tersebut berlaku efektif pada Kamis (15/11/2018).

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (CAD) ke dalam batas aman," ujar Perry saat konferensi pers hasil RDG di Jakarta.

https://money.kompas.com/read/2019/05/03/175021926/suku-bunga-acuan-belum-naik-atau-turun-bi-diminta-lihat-kondisi-secara

Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke