Erick Thohir: Kecantikan Perempuan Itu dari Hati

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjadi juri dalam perhelatan Pemilihan Puteri Indonesia.

Dia tak sendiri menjadi juri, di acara tersebut juga hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio sebagai juri.

Pun Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga menjadi juri pada ajang kecantikan itu.

Pada akun Instagram pribadinya, @erickthohir, Erick menuliskan ungkapan perasaannya saat menjadi juri Putri Indonesia untuk kali pertama.

"Jadi juri di Pemilihan Puteri Indonesia adalah pengalaman baru. Sangat mengispirasi, mereka pintar dan mempunyai talenta yang luar biasa," tulis Erick dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Sabtu (7/3/2020).

Video yang dia unggah, memperlihatkan salah satu kontestan Puteri Indonesia, Roro Ayu Maulida Putri, untuk memilih juri yang akan melayangkan pertanyaan melalui tablet gawai.

Erick pun memberikan pertanyaan seputar pemahaman terkait stunting serta meminta kepada kontestan alasan penyebab dari stunting tersebut.

"Apa artinya stunting dan sebutkan penyebabnya," tanya Erick ke kontestan tersebut.

Kurang dari 10 menit peserta itu telah menjawabnya. Dia berharap kepada para kontestan yang bersaing memperebutkan gelar Puteri Indonesia bisa menunjukkan prestasi ke kancah internasional.

"Semoga pemenangnya bisa membawa nama besar Indonesia di Dunia Internasional dan bagi semua finalis semoga bisa terus menyebarkan nilai-nilai positif untuk masyarakat," harapnya.

Tak lupa dia memuji wanita yang cantik tidak dilihat dari parasnya, namun justru dari dalam hati.

"Bagi saya, kecantikan perempuan itu keluar dari hati," ujarnya.

Adapun dalam ajang tersebut, perwakilan dari Jawa Timur Rr Ayu Maulida Putri dinobatkan sebgai Putri Indonesia 2020.

Sebelumnya Ayuma, panggilan akrab Ayu, berhasil mengalahkan dua pesaingnya dalam Top 3 Puteri Indonesia 2020 yakni Putu Ayu Saraswati dari Bali yang keluar menjadi Runner Up 1 dan Jihane Almira Chedid dari Jawa Tengah yang menjadi Runner Up 2.