Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uang Tunai Dikhawatirkan Jadi Media Penyebaran Virus Corona

Bahkan minggu lalu, Bank Sentral Korea mengaku telah mengeluarkan sejumlah besar uang kertas dari peredaran selama 2 minggu dan membakar beberapa untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Hal tersebut dilakukan mengikuti prakarsa pembersihan uang tunai dengan sinar ultraviolet dan suhu tinggi di China. Dalam beberapa kasus, tak pelak uang tersebut mesti dimusnahkan. Uang tunai yang diberikan perhatian khusus juga dari daerah-daerah berisiko tinggi, seperti rumah sakit.

Mengutip CNN, Senin (9/3/2020), Aaron Press dari perusahaan riset IDC mengatakan, kekhawatiran atas uang tunai terjadi karena semakin banyaknya orang terinfeksi virus corona, mendekati 100.000 orang yang sebagian besar berada di China.

Wabah tersebut mungkin saja mendorong adopsi pembayaran mobile seperti opsi pembayaran seluler dan tanpa kontak dari Apple Pay, Samsung Pay dan Google Pay. Konsumen hanya perlu menggunakan ponsel atau jam tangan pintar untuk membayar. Atau menggunakan kartu kredit dengan chip NFC.

"Masuk akal mengapa sebagian besar orang ingin menggunakan telepon atau kartu tanpa perlu kontak langsung, terutama tidak ada tanda tangan yang diperlukan sebagai bagian dari proses dan Anda tidak perlu menyentuh terminal," kata Press.

Press bilang, beberapa bisnis telah melakukan perubahan untuk mengurangi kontak. Starbucks misalnya, telah melarang penggunaan cangkir pribadi dan gelas (tumblr) di toko-toko Amerika Utara. Instacart juga meluncurkan pengiriman di depan pintu yang tidak memerlukan kontak dengan manusia.

Dosen senior di bidang mikrobiologi di London Metropolitan University, Paul Matewele mengatakan, tidak bisa diragukan seseorang bisa saja terkena mikroorganisme virus melalui uang tunai.

"Studi menunjukkan sejumlah hal yang tidak pernah kita sangka bisa saja hadir," ungkapnya.


Menurut sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan di New York City, para peneliti menemukan mikroorganisme yang hidup di permukaan uang tunai, mulai dari mulut dan bakteri kelamin hingga virus mirip flu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan merekomendasikan untuk mencuci tangan setelah memegang uang, terutama sebelum makan.

Penggunaan kartu kredit pun tidak menjamin akan selalu bersih, bila terminal seperti EDC digunakan oleh banyak orang. Hal itu berarti mikroorganisme bisa bertransfer ke kartu lain.

Tapi setidaknya, bisnis bisa mengurangi kontak langsung dengan tidak perlu membubuhkan tanda tangan saat pembelian. Dalam pembelian bernilai rendah, seperti kopi dan sandwich, tanda tangan tidak menambahkan perlindungan penipuan.

"Dalam banyak kasus, Anda menandatangani untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu Anda tanda tangani," tambah Press.

Hal terakhir yang perlu diingat, masyarakat harus rajin menjaga kebersihan ponsel.

"Ketika orang berpindah ke transaksi elektronik, risikonya memang berkurang. Tapi masyarakat masih menggunakan telepon genggam untuk melakukan pembayaran seluler," ujar Matewele.

Untuk itu selain mencuci tangan setelah menyentuh uang, bentuk perlindungan lain bisa dilakukan dengan menggunakan antibakteri atau tisu bayi untuk membersihkan ponsel dan kartu kredit. Bahkan membawa pulpen sendiri untuk menandatangani tanda terima bila diperlukan.


https://money.kompas.com/read/2020/03/09/093600426/uang-tunai-dikhawatirkan-jadi-media-penyebaran-virus-corona

Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke