Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transaksi Anjlok 70 Persen akibat Pandemi, Ini yang Dilakukan Produsen Bumbu Masakan Ini

CEO Serasa Food Yuszak M Yahya mengatakan,  omzet bisnisnya di bidang rempah-rempah yang menjual berbagai jenis bumbu masakan menurun hingga 70 persen.

Hal itu dikarenakan banyak konsumennya yang berasal dari usaha restoran tutup terimbas dampak pandemi virus corona ini.

"Para customer kami yang rata-rata memiliki usaha di bidang restoran pada tutup, alhasil dampaknya ke perusahaan kami mengalami penurunan transaksi sebesar 70 persen," ujarnya dalam virtual conference, Rabu (29/4/2020).

Yuszak mengaku sempat stres karena omzet perusahaannya anjlok begitu dalam. Belum lagi memikirkan cara mendapatkan bahan baku yang masih dibeli di pasar tradisional dan pembayarannya tidak boleh utang, harus sudah memikirkan nasib para karyawannya yang notabene warga yang tinggal di lingkungan sekitar perusahaan.

"Saya masih usaha kecil, bahan baku masih beli di pasar tradisional, nah mereka maunya dibayar secara cash enggak boleh utang, pemasukan sedikit belum lagi memikirkan gaji karyawan," katanya.

Bahkan Yuszak mengakui sempat terpikir untuk melakukan putus hubungan kerja (PHK) ke para karyawannya. Namun dikarenakan di perusahaanya para karyawan dan atasan memiliki rasa emosional yang sangat tinggi sehingga ia tidak rela melakukan PHK.

Akhirnya setelah mencoba berpikir dan memutar otak, Yuszak mencoba membuat perencanaan atau planning  untuk keberlangsungan perusahaannya yang telah dirintisnya sejak 2015 itu.

Planning pertama yang dilakukan Yushzak adalah melakukan Rolling Sales Forecast atau perkiraan penjualan bergulir.

Ia mengatakan, usaha yang dia miliki sejauh ini memang memiliki dua pilar usaha yakni ritel dan business to business (B2B).

Menurut dia, selama ini B2B menjadi penopang usaha Serasa, sedangkan ritel belum terlalu bagus. Namun di tengah pandemi ini, pihaknya terpaksa berubah haluan menjadi lebih fokus ke ritel.

"Suka nggak suka kami harus ubah strateginya. Kami fokus ke ritel, kami kumpulkan produk apa yang kira-kira masih laku dan kami jual," ucap dia.

Kemudian langkah kedua adalah dari sisi Cost.  Yushzak mengatakan, manajemen berembuk mencari jalan secara kekeluargaan hingga tercapai hasil.  Karyawan tidak dipecat namun dan gaji dipangkas.

"Jadi kami enggak asal main potong gaji, gaji dipotong otomatis jam kerja juga kami kurangi misalnya ada yang sistem kerja dari rumah atau sistem kerja seminggu masuk dan seminggu libur," kata dia.

Ketiga untuk meningkatkan penjualan, Yushzak mengajak para konsumennya menjadi reseller produknya. Dia tidak segan-segan memberikan bonus kepada para reseller-nya.

Selain itu penjualan yang biasanya dilakukan tim marketing, dia pun mendorong semua karyawannya untuk melakukannya penjualan.

Yushzak menegaskan di situasi seperti ini para pelaku UMKM harus mampu mencari berbagai trik agar tetap bisa berdiri dan bertahan di krisis pandemi yang sampai sekarang tidak tahu kapan selesainya.

"Menurut saya ini situasi yang nggak boleh mati akal, kita pelaku UKM harus bisa mencari berbagai trik, out of the box pun kita lakukan agar tetap bisa bertahan di masa pandemi ini," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/04/30/033900926/transaksi-anjlok-70-persen-akibat-pandemi-ini-yang-dilakukan-produsen-bumbu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke