Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPS: Inflasi Mei 0,07 Persen

Dari 90 kota IHK, inflasi terjadi di 67 kota IHK. Sementara deflasi terjadi di 23 kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan sebesar 1,20 persen karena kenaikan harga ayam ras, ikan, dan bawang merah.

Sedangkan inflasi terendah terjadi di Tanjungpinang, Bogor, dan Madiun 0,01 persen. Selanjutnya, deflasi tertinggi terjadi di Luwuk 0,39 persen dan terendah terjadi di Manado 0,01 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, angka inflasi melambat dibanding tahun lalu. Terjadi pola (pattern) yang tidak biasa pada puasa dan Lebaran kali ini akibat Covid-19. Biasanya, permintaan pada Ramadhan dan Idul Fitri meningkat sehingga mengerek inflasi kian tinggi.

"Jadi kalau kita lihat, inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07 persen. Melambatnya inflasi karena pemerintah sudah siaga memasok kebutuhan pangan pada bulan Mei. Di sisi lain ada penurunan permintaan karena adanya PSBB dan pendapatan masyarakat menurun," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Selasa (2/6/2020).

Dari sisi kelompok pengeluaran, inflasi disumbang paling besar oleh sektor transportasi sebesar 0,87 persen dan menyumbang andil inflasi 0,10 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada sektor ini adalah tarif angkutan udara 0,08 persen dengan kenaikan di 39 kota, dan tarif kereta api 0,02 persen.

"Jadi meskipun pemerintah sudah mengimbau warga untuk tidak melakukan mudik, masih ada penumpang yang melakukan perjalanan," papar pria yang akrab disapa Kecuk ini.


Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi adalah bawang merah 0,06 persen, daging ayam ras memiliki andil 0,03 persen, daging sapi 0,01 persen, dan rokok kretek filter 0,01 persen.

Namun secara keseluruhan, sektor makanan minuman dan tembakau terjadi deflasi 0,32 persen, memberikan andil kepada deflasi 0,08 persen.

Komoditas yang memberikan andil pada deflasi, antara lain cabai merah 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, bawang putih 0,05 persen, cabai rawit 0,03 persen, bawang bombai 0,01 persen, dan gula pasir 0,01 persen.

"Selanjutnya pakaian dan alas kaki terjadi inflasi tipis 0,09 persen sehingga tidak menyumbang andil inflasi 2020. Perumahan air listrik dan gas terjadi inflasi 0,04 persen menyumbang 0,01 persen. Untuk komoditas lainnya, masih flat," ucap Kecuk.

Lebih lanjut Kecuk menuturkan, pola serupa terjadi pada beberapa negara di dunia. Bahkan Filipina, Singapura, Vietnam, dan China mencatatkan deflasi pada April 2020. Filipina deflasi 0,1 persen, Singapura 0,01 persen, Vietnam 1,5 persen, dan China 0,9 persen.

"Ekonomi dunia masih tidak pasti. Masing-masing negara terus menerus berupaya menyelamatkan warga namun ekonomi harus tetap berjalan. Harga komoditas di berbagai negara turun tajam, diperburuk dengan eskalasi perang dagang China-AS," pungkas Kecuk.

https://money.kompas.com/read/2020/06/02/120650326/bps-inflasi-mei-007-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke