BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BTN
Salin Artikel

Investasi Aman dan “Cuan” di Masa New Normal, Mungkinkah?

KOMPAS.com – Badai krisis ekonomi melanda hampir di seluruh negara di dunia akibat pandemi Covid-19, salah satunya Indonesia. Di dalam negeri, hal ini ditandai dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi kuartal I di angka 2,97 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Penurunan tersebut dinilai Badan Pusat Statistik (BPS) cukup dalam mengingat pertumbuhan ekonomi kuartal I pada tahun sebelumnya berada di angka 5,07 persen.

Tak hanya mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, badai krisis akibat Covid-19 juga mengakibatkan beberapa pasar saham sempat berguguran.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, sempat mencapai titik terendah di level 3.937,63 pada Selasa (24/3/2020). Penurunan ini terjadi hanya tiga minggu sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan pada Senin (2/3/2020).

Fenomena tersebut pun menyebabkan tak sedikit pelaku investasi mengendurkan aktivitasnya di pasar saham selama tiga bulan terakhir.

Melihat beberapa fakta itu, pertanyaan yang mengemuka selanjutnya adalah mungkinkah masih ada investasi yang aman? Lalu, bagaimanakah cara berinvestasi agar tetap menguntungkan, terutama di era new normal?

Diversifikasi instrumen investasi mungkin bisa menjadi jawabannya. Melansir Kompas.com, Selasa (16/6/2020), diversifikasi aset merupakan salah satu cara yang bisa investor lakukan dalam menghadapi kondisi krisis.

Diversifikasi dilakukan dengan membagi aset investasi ke instrumen investasi yang berbeda-beda. Tujuannya untuk mengoptimalkan keuntungan, meminimalkan kerugian, serta melindungi aset.

Untuk selengkapnya, berikut tiga instrumen yang bisa Anda lirik untuk melakukan diversifikasi investasi di masa pandemi, terutama menjelang era new normal.

1. Reksa Dana

Secara umum, ada empat jenis reksa dana yang bisa Anda pilih untuk berinvestasi, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Masing-masing jenis reksa dana tersebut pun menawarkan return yang berbeda tergantung risiko yang mengikuti dan kebijakan investasi yang dijalankan.

Hal pertama yang bisa Anda pertimbangkan adalah melihat kondisi pasar saat ini sebelum menentukan jenis reksa dana mana yang hendak dipilih

Bagi Anda yang memiliki profil risiko konservatif dan moderat, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap masih menjadi pilihan yang masuk akal. Sebab, kedua jenis reksa dana ini menawarkan risiko yang rendah dan cenderung tidak fluktuatif

Dengan risiko yang rendah, kedua reksa dana ini lebih aman dan Anda tetap bisa berpotensi mendapatkan keuntungan. Namun, potensi keuntungan yang didapatkan memang tidak sebesar reksa dana saham yang 80 persen dananya dialokasikan ke pasar saham.

Selain itu, kedua reksa dana ini pun cocok bagi Anda yang memiliki tujuan investasi jangka pendek serta menengah sekitar 1-3 tahun ke depan.

2. Obligasi

Instrumen investasi selanjutnya yang bisa Anda lirik pada era new normal adalah obligasi. Pada dasarnya, obligasi merupakan instrumen investasi berbasis utang.

Obligasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni obligasi yang diterbitkan pemerintah (surat utang negara) dan obligasi korporasi (diterbitkan perusahaan swasta).

Obligasi pun cenderung dipilih investor karena memiliki risiko yang rendah, aman karena dijamin oleh penerbit surat, keuntungan yang bersifat tetap atau fixed, dan mudah untuk diimplementasikan bagi investor pemula. Meski demikian, jenis investasi ini tak lepas dari risiko.

Baru-baru ini, pemerintah pun mengeluarkan obligasi negara ritel seri ORI017 dengan return sebesar 6,4 persen per tahun yang akan dibayarkan setiap bulan dengan periode tiga tahun.

Melansir Kompas.com, Rabu (17/6/2020), keuntungan ORI017 tidak hanya dari kupon yang didapatkan setiap bulan. Jika sewaktu-waktu membutuhkan dana, Anda juga bisa menjual ORI017 di pasar sekunder setelah melewati minimum holding period, yaitu pada 15 September 2020.

Ketika harga jual lebih tinggi, maka Anda bisa mendapatkan keuntungan tambahan berupa capital gain atau selisih harga beli dan harga jual investasi.

3. Tabungan prioritas

Pada masa yang belum bisa diprediksi sepenuhnya ini, menabung di bank bisa menjadi opsi yang cukup masuk akal.

Bahkan, bisa jadi ada sederet keuntungan yang bisa didapatkan, salah satunya jika Anda berinvestasi di tabungan prioritas.

Secara umum jika Anda menjadi nasabah prioritas di suatu bank, Anda bisa mendapatkan pelayanan eksklusif, fasilitas terbaik, dan perhatian khusus terhadap pertumbuhan finansial serta investasi dengan program-program yang diadakan.

Saat ini, layanan prioritas sudah jadi fasilitas beberapa bank, salah satunya adalah Bank Tabungan Negara (BTN) dengan BTN Prioritas-nya.

BTN Prioritas pun memberikan beberapa pelayanan spesial kepada nasabahnya dengan berbagai benefit, di antaranya concierge service, fasilitas meeting room, mendapat informasi terkini terkait investasi dari majalah good living, dan welcoming pack.

Selanjutnya masih ada layanan airport transfer, executive lounge, Priority Banking Officer (PBO) dan Priority Banking Manager (PBM) khusus, merchant discount, laporan konsolidasi investasi, proteksi produk asuransi terbaik, serta layanan investasi reksa dana dan obligasi.

Tak hanya itu, Anda sebagai nasabah prioritas juga bisa mendapatkan benefit dari program yang saat ini sedang dijalankan, yakni program Member Get Member.

Dengan program tersebut, Anda berkesempatan untuk mengajak rekan dan kerabat untuk menjadi nasabah atau member baru untuk bergabung ke BTN Prioritas. Perlu diketahui, Anda bisa mendapatkan reward hingga Rp 10 juta dengan mengikuti program ini.

Informasi lebih lengkap tentang program dan benefit tabungan prioritas dari BTN bisa Anda temukan di laman resmi BTN Prioritas.

Dengan melakukan diversifikasi di tiga pilihan instrumen di atas, tentu berinvestasi di masa new normal bukan lagi menjadi halangan. Lebih dari itu, Anda bahkan bisa tetap mendapatkan cuan dari uang yang Anda putar.

Selamat berinvestasi!

https://money.kompas.com/read/2020/07/13/130300926/investasi-aman-dan-cuan-di-masa-new-normal-mungkinkah-

Terkini Lainnya

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke