Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Filipina Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 16,5 Persen

MANILA, KOMPAS.com - Perekonomian Filipina mencatat rekor kontraksi terdalam pada kuartal II 2020.

Pemerintah Filipina pun merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 sebagai dampak kebijakan lockdown akibat pandemi virus corona.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (7/8/2020), pertumbuhan ekonomi Filipina minus 16,5 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini berdasarkan data badan statistik nasional negara tersebut.

Capaian tersebut merupakan yang terburuk sejak pencatatan pertumbuhan ekonomi Filipina pertama kali dilakukan pada tahun 1981. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Filipina tercatat minus 15,2 persen.

Karena pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut, maka Filipina resmi masuk ke jurang resesi ekonomi.

Pemerintah Filipina memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 minus 5,5 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya, yakni tumbuh 2 hingga 3,4 persen pada tahun ini.

"Biaya ekonomi dari upaya mencegah (penularan) virus (corona) memberikan luka besar kepada kinerja keuangan rumah tangga dan korporasi, yang sangat memberatkan permintaan untuk beberapa bulan ke depan," kata Alex Holmes, analis di Capital Economics.

Holmes memandang, kegagalan dalam mencegah penularan virus corona, berlanjutnya kebijakan lockdown, dan ketidakseimbangan dukungan kebijakan membuat Filipina juga diprediksi mengalami pemulihan paling lambat di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan kebijakan lockdown yang sangat ketat, memaksa bisnis dan transportasi umum berhenti beroperasi selama periode Maret hingga Mei 2020. Lonjakan kasus positif virus corona membuat pemerintah Filipina kembali menerapkan lockdown di ibu kota Manila dan sekitarnya.

Angka pengangguran yang mencapai rekor tertinggi dan merosotnya jumlah uang yang dikirim oleh pekerja Filipina di luar negeri menekan konsumsi dalam negeri. Konsumsi dalam negeri menyumbang dua pertiga dari produk domestik bruto (PDB) Filipina.

Adapun ekspor anjlok dua digit sepanjang Maret-Juni 2020 sebagai akibat dari kebijakan lockdown yang mengganggu produksi dan rantai pasok.

"Ini kemungkinan akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk di kawasan (Asia Tenggara) dan harus dijadikan sebagai alarm peringatan bagi otoritas fiskal bahwa paket stimulus harus segera diimplementasikan dengan skala yang lebih besar, sebagai perbandingan dengan negara-negara lain," ungkap Euben Parascuelles, ekonom di Nomura Holdings Plc.

https://money.kompas.com/read/2020/08/07/094200226/filipina-resesi-pertumbuhan-ekonomi-minus-165-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke