JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai, pertumbuhan ekonomi RI mengalami perbaikan dari kuartal ke kuartal meski sepanjang 2020 masih terkontraksi -2,07 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahkan menyebut, kontraksi ekonomi sepanjang 2020 bahkan di luar perkiraan bank sentral.
"Terus terang Ini lebih rendah dari yang kami perkirakan, dari BI tahun 2020 kontraksinya -1 sampai -2 persen. Arahnya menunjukkan perbaikan cuma memang tidak secepat yang kita perkirakan," kata Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, Selasa (9/2/2021).
Meski mengalami perbaikan, Perry tak memungkiri kontraksi ekonomi sepanjang 2020 terutama disebabkan oleh konsumsi masyarakat.
Di sektor ini, konsumsi swasta tercatat -3,61 persen meski lebih baik dibanding kuartal II dan kuartal III 2020.
Sementara itu, penopang pertumbuhan sepanjang 2020 terjadi pada sisi ekspor dan konsumsi pemerintah berkat penggelontoran stimulus fiskal, utamanya dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Isunya di sana adalah investasi bangunan yang masih belum meningkat secara cepat," ucap Perry.
Namun, bank sentral memproyeksi, ekonomi RI bakal tumbuh positif tahun ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang meningkat jadi 5 persen.
Hingga kini, ada beberapa indikator awal yang menunjukkan perbaikan tersebut, antara lain membaiknya indeks ekspektasi penjualan, membaiknya nilai ekspor dan impor, dan meningkatnya indeks manufaktur.
"Perbaikan terus berlangsung memang seberapa cepatnya akan sangat tergantung dari vaksinasi. Vaksin dan disiplin jadi salah satu game changer," pungkas Perry.
https://money.kompas.com/read/2021/02/09/171633726/bi-akui-kontraksi-ekonomi-minus-207-persen-di-luar-perkiraan