"Konsentrasi uang akan berputar di Jabodetabek untuk lebaran tahun ini, jadi ada ketimpangan konsumsi antara kota besar dengan daerah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021).
Menurut dia, hal ini juga turut memberikan dampak pada penurunan gairah belanja di daerah khususnya di sektor yang biasa menikmati mudik seperti pusat oleh-oleh, restoran, dan banyak lainnya.
"Bahkan, permintaan di pasar tradisional juga ikut berdampak karena larangan (mudik) ini," ungkapnya.
Hal ini pun kata dia mengakibatkan pemulihan ekonomi yang tidak merata antara Jabodetabek dan daerah lainnya.
Sementara itu, di sisi lain, dikatakan Bhima, banyak masyarakat yang tetap memaksa untuk mudik lantaran tidak mendapatkan pendapatan lagi di kota besar. Tak sedikit juga yang terkena PHK di tengah pandemi.
"Karena tidak ada pemasukan, mereka memutuskan pulang ke daerah masing-masing. Artinya, fenomena lebaran tahun ini membuat daerah harus menahan beban juga dari penggangguran perkotaan," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, potensi peningkatan pembelian produk UMKM di perkotaan terjadi lantaran konsentrasi uang akan berputar di kota.
Uang tersebutlah yang nantinya akan dibelanjakan produk-produk UMKM.
“Dengan tidak adanya mudik, maka uang akan beredar di perkotaan, mereka akan belanja di UMKM perkotaan yang dampaknya sangat bagus bagi UMKM di perkotaan,” ungkap Ikhsan kepada Kompas.com, Minggu (9/5/2021).
https://money.kompas.com/read/2021/05/10/141236426/perputaran-uang-bakal-terpusat-di-jabodetabek-saat-lebaran