Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Kimia Farma Diagnostik, Cucu BUMN yang Semua Direksinya Dipecat

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN langsung memerintahkan pemecatan seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), buntut terungkapnya kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas pakai.

KFD sendiri merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek yang sahamnya dimiliki BUMN farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Perusahaan ini mengoperasikan jaringan lab-lab kesehatan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Perusahaan yang lebih dikenal dengan Kimia Farma Lab ini tercatat memiliki dua orang direksi.

Pertama yakni direktur utama yang dijabat dijabat oleh Adil Fadilah Bulqini. Sosok direksi lainnya yakni Ilham Sabariman yang menempati posisi direktur keuangan, umum, dan SDM.

Keduanya ditunjuk sebagai direksi PT Kimia Farma Diagnostik sejak rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 12 Maret 2015. Kedua petinggi cucu BUMN itu kini sudah resmi dipecat dari posisinya. 

Dikutip dari laman resmi perusahaan, PT Kimia Farma Diagnostik awalnya merupakan unit usaha di bidang laboratorium Kimia Farma yang sudah ada sejak tahun 2003.

Lini bisnis laboratorium dirintis sekaligus untuk melengkapi portofolio bisnis PT Kimia Farma (Persero) Tbk di segmen layanan jasa kesehatan.

Labnya banyak dibangun dengan memanfaatkan jaringan apotek milik Kimia Farma yang sudah tersebar di hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia.

Kimia Farma mulai memisahkan unit bisnis labnya menjadi perusahaan terpisah. Pada tahun 2008, BUMN farmasi ini resmi mendirikan perseroan yang nantinya jadi cucu perusahaan.

Namun baru di tahun 2010, Unit Bisnis Laboratorium Klinik Kimia Farma berubah menjadi entitas mandiri yang kemudian disebut PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD sebagai anak perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek.

Sampai November 2019 PT Kimia Farma Diagnostika telah memiliki 63 outlet yang tersebar mulai dari Medan di bagian barat sampai dengan Makassar bagian timur Indonesia.

PT Kimia Farma Diagnostika bahkan mengklaim dirinya sebagai perusahaan jaringan pelayanan laboratorium klinik terbaik di Indonesia.

Dalam laporan yang ditulis di laman resminya, PT Kimia Farma Diagnostik telah melayani lebih dari 561 pelanggan perusahaan BUMN, swasta dan pemerintahan, 72.274 pelanggan dokter, 20.180 pelanggan atas rujukan klinik maupun mitra laboratorium, serta 29.598 pelanggan yang datang langsung ke Laboratorium Klinik Kimia Farma.

Perusahaan juga mengklaim bahwa layanannya didukung lebih dari 150 dokter, para radiografer, ahli phlebotomist, dan analis serta perawat yang kompeten dan tersertifikasi.

"Quality for healthier life merupakan tagline PT Kimia Farma Diagnostik, yang terus menjaga dan memperbaiki kualitas mutu layanan, ketepatan hasil pemeriksaan dengan alat-alat laboratorium yang terkini, modern dan secara rutin terkalibrasi dengan harapan menjadi bagian dalam meningkatkan kesehatan hidup manusia di Indonesia," tulis pernyataan resmi perusahaan.

Beberapa layanan yang ditawarkan PT Kimia Farma Diganostik terdiri dari 4 segmen antara lain tes laboratorium, radio diagnostik, layanan klinik, dan paket pemeriksaan.

Murka Erick Thohir

Erick Thohir mengaku murka usai terungkapkanya kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas yang sangat mencoreng wajah BUMN tersebut.

Perilaku oknum tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan negara. Apalagi, hal itu dilakukan demi mengeruk keuntungan di tengah masa pandemi Covid-19.

Perilaku oknum di lapangan tersebut juga tak bisa dilepaskan dari fungsi pengawasan, sehingga direksi juga harus ikut bertanggung jawab.

"Karena memang sudah tak sejalan dengan core value tersebut, maka tidak memandang siapa dan apa jabatannya, maka kami persilakan untuk berkarier di tempat lain," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir menegaskan, apa yang terjadi di Kualanamu adalah persoalan yang mesti direspons secara profesional dan serius.

Setelah melakukan penilaian secara terukur dan berlandaskan semangat good corporate governance, langkah pemecatatan seluruh direksi KFD harus diambil.

"Setelah melakukan pengkajian secara komprehensif, langkah (pemberhentian) ini mesti diambil. Selanjutnya, hal yang menyangkut hukum merupakan ranah dari aparat yang berwenang," kata Erick Thohir.

Rombak direksi Kimia Farma

Sebelumnya, Erick Thohir juga sudah merombak susunan direksi dan komisaris PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Perombakan jajaran direksi dan komisaris tersebut dilakukan di tengah sorotan publik kepada Kimia Farma, lantaran oknum karyawannya terlibat dalam kasus alat tes Antigen bekas di Bandara Kualanamu.

Meski begitu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga membantah perombakan jajaran direksi dan komisaris Kimia Farma terkait dengan kasus alat tes Antigen bekas.

"Perubahan (susunan direksi dan komisaris) di Kimia Farma itu lebih kepada penyegaran saja," katanya kepada Kompas.com.

Arya mengatakan, Menteri BUMN tengah mengevaluasi seluruh entitas anak usaha perusahaan Kimia Farma.

"Tapi, Pak Erick lagi melakukan evaluasi terhadap anak-anak perusahaannya Kimia Farma ini. Nanti hasil evaluasinya akan terlihat dalam waktu dekat," ujarnya.

Adapun terkait perombakan di Kima Farma, para pemegang saham sepakat memberhentikan dengan hormat Alexander K. Ginting dari posisi Komisaris Utama perusahaan. Sebagai gantinya, Erick dan pemegang saham lain menujuk Abdul Kadir.

Tak hanya itu, dalam RUPST tersebut juga memutuskan untuk memberhentikan Nurrachman dari jabatan Komisaris Independen, Chrisma Aryani Albandjar dari posisi Komisaris dan Pardiman dari jabatan Direktur Keuangan Kimia Farma.

Sebagai gantinya, pemegang saham mengangkat Kamelia Faisal sebagai Komisaris Independen, Dwi Ary Purnomo sebagai Komisaris, dan Lina Sari sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Kimia Farma.

Dalam RUPST juga memutuskan mengubah nomenklatur direksi PT Kimia Farma Tbk yaitu Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

Sebagaimana diketahui, kasus pemalsuan alat rapid test antigen yang terjadi di Bandara Kualanamu Medan, merembet ke anak usaha KAEF yakni PT Kimia Farma Diagnostik selaku operasionalnya.

Kini, Kimia Farma Diagnostik melalui keterbukaan informasi sedang melakukan investigasi dengan pihak Kepolisian terhadap oknum petugas yang diduga melakukan praktik penggunaan kembali alat bekas pakai rapid test antigen.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam penjelasan tertulisnya tersebut yang ditujukan kepada Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, saat ini pihaknya berupaya membenahi prosedur pelayanan serta sumber daya manusianya (SDM). Dengan harapan, kejadian tersebut tidak terulang lagi.

https://money.kompas.com/read/2021/05/16/170417326/profil-kimia-farma-diagnostik-cucu-bumn-yang-semua-direksinya-dipecat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke