Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Mengatur Belanja Online Anak | Jurus Melobi Calon Konsumen | Antara Uang Pas atau Kembalian

KOMPASIANA---Pandemi telah mengajarkan kita banyak hal, terutama bisa lebih bijak dan baik dalam mengatur keuangan.

Sedangkan momen-momen Lebaran atau hari besar lainnya bisa jadi waktu yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan dan mempraktikkan langsung bagaimana cara mengelola keuangan yang benar.

Namun, sudahkah orang tua memberi kepercayaan sepenuhnya kepada anak mereka atas uang yang didapat dari "salam tempel", misalnya? Jika belum, kira-kira apa yang jadi pertimbangannya?

Apalagi kini teknologi sudah memudahkan siapapun dalam bertransaksi, bagaimana orang tua menyikapi ini?

1. Kiat Mengatur Belanja Online Anak

Masih kuliah dan hidup bersama kedua orang tua yang lumayan sibuk kerja, membuat Kompasianer Sekar Asyifa sebagai anak tertua jadi lebih sering menghadapi kedua adiknya yang masih anak-anak.

Seperti halnya pengguna internet lain, kedua adiknya ini bahkan memiliki aplikasi belanja online sendiri di ponselnya.

Jika tidak diawasi dengan ketat dan diajarkan secepatnya maka bisa berdampak buruk khususnya permasalahan keuangan mereka.

Hal pertama yang biasanya Kompasianer Sekar Asyifa jadikan kebiasaan sejak dulu adalah tidak menjadikan belanja online sebagai pilihan utama.

"Biasakan untuk membeli online barang-barang yang sekiranya sulit dicari saja atau barang yang memang gak ada di sekitar kita," tulisnya.

Kalau perlu, ketika mereka sedang cari-cari barang, tanyakan apa yang mau mereka beli. (Baca selengkapnya)

2. Jurus Melobi Calon Konsumen

Bagi orang yang bergerak di bidang marketing atau pemasaran, penolakan konsumen adalah hal yang biasa. Apa yang ditawarkan, tidak dibeli oleh sang calon konsumen dengan berbagai alasan.

Tenaga pemasaran yang cerdas akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya ketika akan menemui dan mempresentasikan produk atau jasanya di hadapan calon konsumen.

Penguasaan terhadap apa yang hendak ditawarkan mutlak perlu. Inilah yang menjadi bekal petugas pemasaran ketika mendekati calon konsumen.

Akan tetapi, tulis Kompasianer I Ketut Suweca pada kenyataannya penguasaan terhadap produk saja belumlah cukup. Diperlukan kemampuan yang jauh lebih luas.

"Dengan mengetahui latar belakang pihak yang disasar, maka diharapkan pendekatan yang dilakukan akan lebih baik, peluang keberhasilannya pun lebih besar," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Pilih Bayar dengan Uang Pas atau Nunggu Kembalian?

Permasalahan tentang uang pas dan uang kembalian ketika melakukan transaksi. Tidak begitu besar, tapi kejadian seperti itu bisa terjadi kapanpun, bukan?

Lalu bagaimana menyikapi kejadian agar bisa meminimalisir dan tidak terus terjadi?

Kompasianer Widi Kurniawan kerap mengakalinya dengan selalu mengusahakan dompet terisi bermacam pecahan.

"Karena kita nggak pernah tahu kapan uang-uang tersebut bakal digunakan," tulisnya.

Jadi, persediaan uang dengan nominal beragam akan sangat membantu kita. (Baca selengkapnya)

***

Simak konten-konten menarik lainnya seputar dunia bisnis dan keuangan di Kompasiana lewat kategori Ekonomi.

https://money.kompas.com/read/2021/06/03/171700926/-tren-ekonomi-kompasiana-mengatur-belanja-online-anak-jurus-melobi-calon

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke