Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Pengetatan Kebijakan, Harta Miliarder China Merosot Rp 197,2 Triliun

Dilansir dari Forbes, harta Pendiri Meiruan Wang Xing, Chief Executive NetEase Williang Ding, Pendiri Pinduoduo Colin Zheng Huang, serta Chairman Tencent Pony Ma secara akumulatif merosot 13,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 197,2 triliun (kurs Rp 14.500) hanya dalam waktu sehari.

Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah China yang kian memperketat aturan terkait perusahaan teknologi dan meningkatkan kekhawatiran investor sehingga membuat mereka melakukan aksi jual saham.

Forbes mencatat, koreksi nilai kekayaan miliarder China tersebut terjadi seiring dengan aksi jual saham perusahaan pendidikan dan teknologi yang menyebar ke sektor lain. Di sisi lain, investor juga terus melakukan perhitungan mengenai perusahaan berikutnya yang bakal terdampak kebijakan pemerintah.

"Hal ini merupakan keberlanjutan dari kebijakan sebelumnya mengenai anti monopoli untuk menghentikan ekspansi modal yang tak merata," jelas Direktur bank investasi Chanson and Co Shen Meng.

"China juga ingin mengurangi ketidakpuasan di antara berbagai faksi masyarakat, dan mengurangi tekanan secara keseluruhan," jelas dia.

Sebagai contoh, saat ini regulator tengah berupaya untuk mengadopsi aturan untuk melindungi kurir pengantar makanan. Hal tersebut untuk menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai jam kerja yang panjang serta kondisi kerja yang berbahaya.

Aturan tersebut nantinya bakal membuat pihak perusahaan harus membayar asuransi bagi para kurir dan memastikan mereka bisa mendapatkan upah di atas upah minimum.

Pengumuman mengenai aturan baru tersebut membuat harga saham perusahaan pengiriman makanan Meituan, yang juga sudah menjadi obyek kebijakan anti monopoli, merosot hingga 10 persen, setelah sehari sebelumnya sudah sempat terkoreksi hingga 14 persen.

Di sisi lain, pemerintah China juga memperketat aturan dan melarang perusahaan bimbingan belajar yang ingin mengajarkan silabus sekolah untuk beroperasi dan mendaftar sebagai nirlaba.

Selain itu, perusahaan bimbingan belajar juga diminta berhenti menawarkan kursus selama akhir pekan dan selama liburan sekolah. Perusahaan juga dilarang go public atau menambah modal.

Hal tersebut menyebabkan saham dari anak usaha NetEase Youdao, yang terdaftar di bursa saham New York kehilangan lebih dari 60 persen dari nilai pasarnya.

https://money.kompas.com/read/2021/07/28/162144126/ada-pengetatan-kebijakan-harta-miliarder-china-merosot-rp-1972-triliun

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke