Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minat Beli Saham Bukalapak, Jangan Lupa Pelajari Laporan Keuangannya

Harga saham perusahaan dengan kode emiten BUKA pun terkena auto reject atas (ARA) setelah melesat 210 poin atau 24,71 persen dari harga perdagangan awal Rp 850 per saham menjadi Rp 1.060 per saham.

Saham Bukalapak ditransaksikan 4.293 kali dengan nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp 555,59 miliar dari 524 juta lembar saham yang diperdagangkan.

Euforia transaksi BUKA pun diperkirakan masih akan berlanjut hingga pekan depan.

Bagi Anda yang berminat membeli saham Bukalapak, alangkah lebih baiknya bila telah terlebih dahulu mempelajari kinerja keuanngan perusahaan teknologi unicorn tersebut.

Berdasarkan Laporan Keuangan Bukalapak 2018-2020 yang dikutip Kompas.com, perusahaan pada tahun 2020 lalu masih mencatatkan rugi sebesar Rp 1,34 triliun.

Meski, bila dibandingkan tahun 2019, rugi perusahaan mengalami perbaikan. Pada tahun 2019, rugi Bukalapak tercatat Rp 2,79 triliun dan di tahun 2019 rugi sebesar Rp 2,24 triliun.

Sebenarnya, pendapatan perusahaan mengalami kenaikan di tahun 2020 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan tersebut tak bisa menutupi beban perusahaan yang cukup besar.

Di tahun 2020, Bukalapak mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,35 triliun, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2019 dan tahun 2018 yang masing-masing sebesar Rp 1,07 triliun dan Rp 291,9 miliar.

Namun demikian, untuk tahun 2020, beban perusahaan cukup besar, yakni untuk beban penjualan dan pemasaran di tahun 2020 mencapai Rp 1,51 triliun.

Di sisi lain, beban administrasi tercatat mencapai Rp 1,49 triliun dan beban pendapatan lain sebesar Rp 48,8 miliar dengan beban pokok pendapatan Rp 123,26 miliar.

Dengan demikian, di tahun 2020, perusahaan mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 1,84 triliun. Dari sisi aset, perusahaan tercatat sebesar Rp 2,59 triliun di tahun 2020.

Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar RP 2,05 triliun. Dari sisi liabilitas, total liabilitas perusahaan di tahun 2020 sebesar Rp 985,82 miliar.

Fokus Cari Untung

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin pun mengakui keterbatasan sumber dana perusahaan.

Namun demikian, ia mengatakan bakal menggunakan dana segar yang didapatkan dari IPO secara optimal.

Ia pun mengatakan, sebagai perusahaan teknologi Bukalapak ingin tumbuh sehat tanpa melakukan aksi bakar uang.

"Banyak yang bilang peusahaan teknologi kalau mau tumbuh lebih besar harus bakar uang lebih banyak. Tapi cara pikir kami di Bukalapak sedikit berbeda," ujar Rachmat ketika memberikan keterangan dalam public expose, Jumat (9/7/2021).

Namun demikian, Rachmat belum merinci secara lebih ranjut mengenai rencana perusahaan untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan tersebut.

Dari sisi EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization), kinerja Bukalapak masih cukup berdarah-darah meski membaik bila dibanding tahun 2018 lalu.

Pada tahun 2020, EBITDA Bukalapak tercatat minus Rp 1,67 triliun sementara tahun 2019 minus Rp 2,68 triliun. Tahun 2018, EBITDA Bukalapak tercatat minus Rp 2,21 triliun.

"Kami berusaha agar tren terus berlanjut sehingga bisa menguntungkan dan berkelanjutan di masa depan," jelas Rachmat.

https://money.kompas.com/read/2021/08/08/121659226/minat-beli-saham-bukalapak-jangan-lupa-pelajari-laporan-keuangannya

Terkini Lainnya

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke