Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menko Airlangga: Bioavtur Punya Potensi Pasar Rp 1,1 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan campuran bahan bakar bioavtur 2,4 persen atau J2.4 melalui uji terbang pesawat CN235-200 FTB, telah berhasil dilakukan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bahan bakar nabati tersebut memiliki pangsa pasar yang besar yakni mencapai Rp 1,1 triliun.

Oleh sebab itu, penting untuk terus dikembangkan.

"Pangsa pasar J2.4 ini diperkirakan mencapai Rp 1,1 triliun," kata dia dalam acara Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235 Campuran Bahan Bakar Bioavtur, Rabu (6/10/2021).

Menurut Airlangga, untuk mendukung pengembangan bioavtur, pemerintah telah menyediakan insentif perpajakan yang bisa dimanfaatkan oleh korporasi yang terlibat.

Insentif itu yakni super deduction tax yag bisa diberikan hingga 300 persen bagi perusahaan yang mengembangan bioavtur.

"Tentu dengan kebijakan pemerintah yang sudah memberikan super deduction tax, kegiatan-kegiatan ini bisa mendapatkan inovasi tax terhadap korporasi yang mesponsori, dan pemerintah bisa memberikan sampai dengan 300 persen," kata Airlangga.

Dalam proses uji terbang pesawat CN235-200 FTB dengan menggunakan bahan bakar J2,4, melibatkan perusahaan PT Pertamina (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, untuk melakukan produksi dan komersialisasi bioavtur perlu melihat kesiapannya secara utuh.

Ada bahan baku yang tak bisa dikontrol Pertamina yakni minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Selain itu, perlu dipastikan pula kesiapan dari sisi pasar untuk menyerap bioavtur.

Dengan demikian, ketika bioavtur diproduksi untuk komersialisasi, produk ini terus berkelanjutan dari sisi bahan baku maupun di serap oleh pasar.

"Dengan adanya komitmen dari pemerintah dan industri CPO, kami berharap ini ada suatu kebijakan yang utuh dari hulu ke hilir, bagaimana suatu program ini bisa kontinyu. Tentu kami harapakan ada suatu komitmen baik itu volume yang memang dialokasikan untuk bioavtur ini, dan kedua adalah komersialisasi," jelas Nicke.

Tak hanya itu, untuk komersialisasi produk bioavtur, perlu juga mempertimbangkan rencana pemerintah yang akan menerapkan pajak karbon (carbon tax) di tahun depan.

"Kami juga harus lihat ini sebagai suatu mekanisme yang bisa kalau kita map-kan dengan harga, itu tentu akan berpengaruh terhadap keekonomian," imbuh dia.

Meski demikian, Nicke memastikan, pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan bioavtur.

Saat ini ada dua kilang Pertamina yang siap untuk memproduksi bahan bakar nabati itu yakni Kilang Dumai dan Kilang Cilacap.

"Kami siapkan kilang-kilang Pertamina untuk siap memproduksi bioavtur sesuai dengan regulasi standar internasional," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2021/10/06/164856826/menko-airlangga-bioavtur-punya-potensi-pasar-rp-11-triliun

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke