Seiring dengan itu perusahaan mencatat laba operasi sebesar 326 juta dollar AS, sementara laba diatribusikan ke induk menjadi 286,2 juta dollar AS atau naik dibandingkan periode sama di tahun lalu yang sebesar 53,3 juta dollar AS.
Kinerja yang positif sepanjang 9 bulan terakhir itu, diyakini PGN dapat dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), termasuk pemenuhan kewajiban pembayaran utang.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, konsolidasian PGN per 30 September 2021, tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik, dengan total aset sebesar 7,54 miliar dollar AS, total liabilitas 4,25 miliar dollar AS, dan total ekuitas 3,29 miliar miliar dollar AS.
Serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 2.24 kali, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih sangat baik.
"Rasio debt service PGN sebesar 2.69 kali, memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman masih mencukupi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/12/2021).
Adapun tingkat leverage PGN yang dicerminkan oleh rasio debt to Equity (DER) per kuartal III-2021 sebesar 0,89 kali, nilai ini masih dibawah batas financial covenant yang disyaratkan oleh lender PGN yakni maksimal 2,33 kali.
Performa keuangan PGN sehat
Menurut Rachmat, hal tersebut menunjukan bahwa PGN masih dalam kondisi leverage yang baik, performance keuangan yang sehat sehingga jauh dari potensi rugi, serta cukup terbuka ruang pendanaan eksternal untuk pengembangan perusahaan.
Begitu juga dengan saldo kas Subholding Gas PT Pertamina (Persero) ini, per 30 September 2021 tercata sebesar 1,4 milliar dollar AS, yang diproyeksikan masih dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang.
Ia menambahkan, saat ini rating PGN dari Moodys adalah Baa2 dan dari Fitch BBB- dengan outlook stable, keduanya masih berada pada kategori investment grade.
Artinya Lembaga pemeringkat internasional menilai bahwa PGN masih memiliki tingkat kesehatan keuangan yang sangat baik dan diproyeksikan bisa memenuhi semua kewajiban-kewajibannya, pelunasan utang.
"Dengan kinerja yang baik dan kendali PGN yang berada satu tingkat di bawah Pertamina, hal ini tidak mempengaruhi kemampuan PGN dalam memenuhi kewajiban utang-utangnya, dan tidak akan mempengaruhi posisi keuangan Pertamina lebih lanjut," jelas Rachmat.
Penjualan gas PGN naik
Rachmat mengatakan, kinerja keuangan yang positif itu disokong dari kinerja operasional yang memperlihatkan tren positif.
Volume niaga gas selama Januari-September 2021 mencapai 873 BBTUD, naik jika dibandingkan volume niaga gas periode sama di 2020 yang sebesar 812 BBTUD, sedangkan volume transmisi tercatat sebesar 1.238 MMSCFD.
Menurutnya, posisi PGN sebagai Subholding Gas Pertamina semakin memperkuat kinerja konsolidasi dan peningkatan pemanfaatan gas di sektor kilang, transportasi marine, dan kemudahan akses terhadap pasokan dari hulu.
Secara grup, PGN juga mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE, Regasification sebesar 88 BBTUD, LPG Processing sebesar 101 TPD, dan Oil Transport sebesar 9.301 BOEPD.
Perseroan juga meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor, yang sampai kuartal III-2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 kilometer.
"Dengan kinerja upstream yang meningkat dan harga minyak yang terkoreksi, hal ini berdampak langsung terhadap kinerja Saka Energi afiliasi Subhoding Gas," kata Rachmat.
Berdasarkan laporan keuangan Saka Energi, saldo kas Saka tercata sebesar 250,9 juta dollar AS hingga kuartal III-2021 dan diproyeksikan dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang yang akan jatuh tempo pada Mei 2024.
"Selain itu kinerja keuangan Saka Energi kuartal III juga memperlihatkan tren semakin membaik dengan membukukan EBITDA sebesar 174 juta dollar AS," pungkas dia.
https://money.kompas.com/read/2021/12/19/190000926/pgn-bukukan-pendapatan-rp-32-triliun-optimistis-mampu-bayar-utang-