Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AAJI Sebut Unit Link Mampu Mendorong Percepatan Ekonomi Indonesia

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengungkapkan, produk unit link sudah dua dekade melindungi masyarakat Indonesia.

"Pada tahun 2021 saja, penempatan investasi dari industri asuransi pada produk saham dan reksadana sebesar Rp 316,57 triliun. Ini telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia. Sementara, penempatan pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 107,54 triliun mendukung program pemerintah dalam pembangunan nasional jangka panjang,” kata dia Selasa (13/4/2022).

Lebih lanjut Budi menerangkan, pembayaran klaim produk unit link juga telah mendukung dua program utama pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan program Ketahanan Keuangan Keluarga.

Buktinya, total klaim dan manfaat pada tahun 2021 yang sudah diterima oleh nasabah unit link di Indonesia tercatat sebesar Rp 101,57 triliun dengan pertumbuhan sebesar 19,9 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

"Manfaat unit link tidak hanya dirasakan masyarakat, namun juga berdampak pada pembangunan ekonomi Indonesia," imbuh dia.

Ia menambahkan, sampai sekarang produk unit link masih digemari masyarakat Indonesia.

Berdasarkan catatannya pada Laporan Kinerja AAJI tahun 2021, produk asuransi unit link masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 62,9 persen dari keseluruhan total pendapatan premi. Unit link tercatat telah melindungi 6,44 juta orang Indonesia.

Ke depannya, AAJI optimis dengan adanya penyempurnaan dari peraturan PAYDI atau unit link yang sudah ada. Ia berharap, masyarakat dapat lebih mudah memahami dan dapat benar-benar merasakan manfaat dari produk ini.

"Dengan demikian, lebih banyak masyarakat Indonesia dapat terlindungi sehingga ketahanan keuangan keluarga Indonesia semakin besar, dan pada akhirnya dapat berdampak positif pada ketahanan ekonomi Indonesia,” ucap dia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Departemen R&D dan Pelaporan AAJI Paul Setio Kartono berpendapat, unit link masih menjadi produk favorit nasabah asuransi jiwa di berbagai belahan dunia.

Ia bilang ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, unit link memberikan manfaat ganda berupa perlindungan dan investasi. Kedua, produk ini memberikan kemudahan akses bagi affluent market atau kelas menengah yang sebelumnya terhalangi untuk berkecimpung dan merasakan manfaat investasi pasar modal.

Berdasarkan data yang ia miliki, pada tahun 2020 di Asia, market share produk unit link masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan pangsa pasar unit link di Malaysia sebesar 53,2 persen dan Filipina sebesar 74 persen.

"Di Indonesia pendapatan premi unit link selalu meningkat dan tumbuh positif di setiap tahunnya. Pendapatan premi PAYDI pada tahun 2021 sebesar Rp 127,7 triliun, tumbuh 6,4 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun 2021, PAYDI berkontribusi sekitar 63 persen terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa, sementara 37 persen lainnya berasal dari produk tradisional,” jelas Paul.

https://money.kompas.com/read/2022/04/13/113000826/aaji-sebut-unit-link-mampu-mendorong-percepatan-ekonomi-indonesia

Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke