Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Jumirah, Eks Karyawan Toko yang Sukses Berbisnis Batik Poenja, Senang Produknya Diborong Kedubes di TEI 2022

Hal ini pun dirasakan oleh perajin batik abstrak sekaligus pemilik brand Poenja Batik, Jumirah.

Jumirah atau wanita yang kerap dipanggil Mira ini, menceritakan bahwa selama pameran bergengsi tersebut usaha batiknya dilirik bahkan diborong oleh Kedubes RI untuk Argentina.

“Alhamdulillah dapat borongan dari para kedubes RI-Argentina yang merangkap Paraguay dan Uruguay, ibu Niniek Kun Naryatie ,” ujar Mira saat ditemui Kompas.com beberapa waktu yang lalu.

Bahkan karena produk yang ditawarkan memiliki desain dan model sesuai dengan trend fashion masa kini dan dimodifikasi dengan berbagai jenis kain seperti sutra, katun, doby, viscose, paris, tenun, usaha batiknya juga dapat lirikan dari Kedubes RI untuk Afrika Selatan merangkap Botswana, Eswatini, dan Lesotho yaitu bapak Victor Josef Sambuaga.

Sayangnya untuk nilai omzet yang dia dapatkan dalam pameran tersebut masih enggan Mira sampaikan.

Dulu karyawan toko batik, kini punya pabrik sendiri

Dalam kesempatan yang sama, Mira mengaku bahwa dirinya sudah cukup lama terjun di bidang batik tulis karena ia sempat menjadi karyawan toko batik di Sragen. Saat itu, Jumirah hanya menjual hasil perajin batik dari toko ke toko, dan bazar.

Namun sekarang, ia sudah memiliki pabrik dan memproduksi sendiri.

Sebelum menikah, Jumirah memulai usahanya dengan bergabung dalam komunitas wanita pengusaha muda asal Sragen di desa wisata batik desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

Melihat animo yang begitu tinggi dari pembeli, Jumirah memutuskan untuk memulai usahanya di Pusat Grosir Batik Thamrin City Jakarta Pusat dengan brand Murni Asih hingga menambah brand barunya Poenja Batik.

"Kenapa namanya Poenja, karena Poenja berarti Pontianak - Jawa, saya lahir di Kota Pontianak namun Keturunan Jawa," ungkapnya sambil tersenyum.


Sempat kesulitan permodalan, hingga jadi mitra binaan

Mira mengaku sebelum membuka usaha dia selalu berkeinginan untuk membantu masyarakat di sekitarnya.

Hal ini membuat dia untuk selalu mengalokasikan pendapatan atau omzet penjualannya sebesar 5 persen untuk kegiatan sosial membantu para anak yatim piatu, fakir miskin beberapa sekolahan dan yayasan.

"Jadi secara tidak langsung setiap ada yang membeli produk Poenja Batik berarti pembeli tersebut sudah ikut membantu orang-orang yang membutuhkan," kata dia.

Mira juga bercerita selama membuka usaha batiknya, tak selalu berjalan lancar.

Kesulitan awal-awal yang dia rasakan adalah dari segi permodalan dan pemasaran. Namun, karena dirinya selalu rajin mencari tahu informasi untuk mendapatkan permodalan, dia bergabung menjadi mitra binaan Pertamina.

"Alhamdulillah dibantu oleh Pertamina menjadi mitra binaan UMKMnya dan diajak pameran secara nasional dan Internasional," ungkap Mira.

Kesulitan pemasaran di tengah ketatnya persaingan

Pun dari sisi penjualan.Mira bilang, karena banyaknya pengusaha batik di Indonesia membuat Poenja Batik kesulitan dalam memasarkan produknya.

Belum lagi ada pesaing yang terkadang menjiplak hasil karyanya.

"Namun dari situ saya belajar untuk terus membuat motif-motifnya yang memiliki ciri khas dan berbeda dengan yang lain dari kwalitas kain dan pewarnaanya," katanya.

"Selain itu saya juga membuka layanan Purchase Order (PO). Jadi kalau ada pelanggan yang mau request idenya boleh di kita. Kita membangun website yang bisa dikunjungi pelanggan kami www.poenja.com atau di instagram, marketplace, shopee, tokopedia, lazada, tiktok dengan nama Poenja Official," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2022/11/02/094500426/cerita-jumirah-eks-karyawan-toko-yang-sukses-berbisnis-batik-poenja-senang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke