Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Perkembangan AI Bisa Membuat Jumlah PHK Bertambah?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Indonesia Customer Experience Profesional (ICXP) Sri Safitri mengatakan, dengan adanya perkembangan teknologi khususnya untuk pengalaman pelanggan (customer experience) seperti Artificial Intelligence (AI) mendorong para pelanggan menjadi mandiri dan bisa memecahkan masalah, serta sekaligus memenuhi dari sisi kebutuhan dan waktu pelanggan.

Menurut dia, walaupun sebenarnya AI dikhawatirkan akan mengambil tenaga kerja, tapi sebenarnya ada pekerjaan lain yang tercipta.

"Memang banyak orang menduga dan khawatir kalau dengan adanya pertumbuhan Artificial Intelligence, Sumber Daya Manusia (SDM) tidak lagi dibutuhkan. Tidak, tidak begitu, tidak hilang. Sekalipun ada AI, manusia itu tetap dibutuhkan dan ada pekerjaan lain yang tercipta," ujarnya saat dijumpai di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Menurut Safitri sekalipun pekerjaan yang bersifat automasi bisa dilakukan oleh teknologi AI, ada hal yang tidak bisa digantikan ketika dikerjakan oleh manusia salah satunya adalah emosi.

Safitri mencontohkan, ketika seseorang dilayani oleh petugas layanan dengan layanan yang baik dan ramah, akan terekam di memori ingatan bahwa layanan yang diberikan bekerdan baik dan memuaskan.

"Tentu hubungan emosi ini tidak bisa didapatkan dari teknologi. Hanya interaksi sesama manusianya yang bisa menciptakan emosi yang terekam di memori otak," jelasnya.

Dia juga mengatakan, AI hanya ahli dalam pekerjaan yang bersifat berulang atau automasi. Sementara pekerjaan yang bersifat memakai intuisi dan kecerdesaan emosional harus dikerjakan oleh manusia.

"Misalnya dia menjadi oparator atau mendesain algoritma itu sendiri, jadi algoritmanya itu harus ada codingnya. Menciptakan mesin learning itu kan harus ada orangnya. Itukan inputan bisa dilakukan programing. Artinya programmer banyak. Selalu ada pekerjaan yang tergantikan," jelas dia.

Hal ini juga diamini oleh Co Founder Exotel Sachin Bhatia. Dia mengatakan, AI hanya akan membantu manusia, bukan menggantikan manusia.

"Jadi menurut saya manusia pada akhirnya akan melakukan pekerjaan yang lebih penting dan pekerjaan berulang akan dilakukan oleh AI," kata dia.

Dia menilai, AI memang diciptakan untuk membantu dalam melakukan berbagai hal lebih cepat. Sementara pekerjaan yang lebih mengutamakan emosional tetap akan dikerjakan oleh manusia.

"Ketika ada layanan yang tidak sesuai biasanya orang akan marah dan itu di sisi lain bisa menjadi evaluasi agar layanan yang diberikan bisa diperbaiki. AI bisa mempercepat pekerjaan saya tapi AI tidak bisa meredam kemarahan saya," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2023/02/23/084000026/benarkah-perkembangan-ai-bisa-membuat-jumlah-phk-bertambah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke