Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih dalam sebuah proyaksi baru memperjelas pertaruhan besar di balik potensi pelanggaran palfon utang.
"Kegagalan yang berlarut-larut kemungkinan akan menyebabkan kerusakan parah pada ekonomi, dengan pertumbuhan pekerjaan berayun dari laju kenaikan yang kuat saat ini menjadi kerugian yang berjumlah jutaan," kata para ekonom Gedung Putih dilansir dari CNN, Kamis (4/5/2023).
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan AS dapat gagal bayar utangnya paling cepat 1 Juni 2023 jika Kongres tidak bertindak.
Laporan tersebut memperkirakan dampak dalam tiga skenario: brinksmanship, default singkat dan default berkepanjangan.
Bahkan skenario brinksmanship atau ketika default dihindari, akan menghapus 200.000 pekerjaan dan menurunkan 0,3 poin persentase dari produk domestik bruto tahunan.
Dalam default singkat, ekonomi akan kehilangan sekitar setengah juta pekerjaan dan tingkat pengangguran akan naik 0,3 poin persentase.
Ekonom Gedung Putih mengatakan, skenario terburuk adalah default berlarut-larut yang menghapus 8,3 juta pekerjaan.
Hal tersebut dapat menurunkan PDB sebesar 6,1 poin persentase dan membuat pasar saham ambruk hampir setengahnya.
Tak hanya itu, tingkat pengangguran dalam situasi itu, akan melonjak lima poin persentase.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, skenario gagal bayar yang berlarut-larut membayangkan kebuntuan selama tiga bulan.
Sebagai catatan, proyeksi Gedung Putih mirip dengan yang dibuat oleh Moody's Analytics.
Analisis itu memperingatkan pada bulan Maret, default yang panjang dapat menelan biaya lebih dari 7 juta pekerjaan.
https://money.kompas.com/read/2023/05/04/152327626/gagal-bayar-utang-as-bakal-guncang-tenaga-kerja-dan-pasar-saham