S&P 500 turun 0,53 persen dan berakhir pada level 4.478,03, sedangkan Nasdaq merosot 0,36 persen menjadi menetap pada posisi 13.909,24. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 150,27 poin, atau melemah 0,43 persen, menjadi 35.065,62.
Pada perdagangan hari Jumat, para investor melakukan aksi ambil untung, setelah harga saham mengalami kenaikan. Adapun kenaikan harga saham didorong oleh laporan pendapatan perusahaan terbaru dan data pekerja AS.
Dalam sepekan, Nasdaq dan S&P turun masing-masing sekitar 2,9 persen dan 2,3 persen, mencatat minggu terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks Dow turun tipis 1,1 persen.
“Orang-orang minggu ini tampaknya lebih menghargai risiko daripada sebelumnya,” kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers, mengutip CNBC.
“Trend bearish seringkali merupakan tanda bahwa kita mendekati akhir dari sebuah reli,” tambahnya.
Jumat menandai hari terakhir dari minggu tersibuk musim pendapatan kuartal kedua. Saham Amazon melonjak 8,3 persen ke level tertinggi dalam hampir setahun setelah mengalahkan ekspektasi laba dan optimis dengan kinerja tahun ini.
Saham Apple melemah 4,8 persen setelah melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari kuartal tahun lalu. Kedua raksasa teknologi melaporkan hasil kinerjanya pada Kamis malam. Di sisi lain, saham perusahaan layanan travel Booking Holdings mengalami kenaikan 7,9 persen usai mencatatkan pendapatan yang lebih kuat dari ekspektasi. Sementara itu, saham Amgen naik 5,5 persen karena pendapatan yang solid.
Sekitar 84 persen dari perusahaan S&P 500 telah memberikan hasil, dengan 80 persen melampaui ekspektasi Wall Street, menurut FactSet. Sementara itu, imbal hasil Treasury 10-tahun juga mundur dari posisi tertinggi multibulan menjadi 4,04 persen. Kenaikannya dalam beberapa sesi terakhir telah menekan aset berisiko.
https://money.kompas.com/read/2023/08/05/092352126/wall-street-ditutup-merah-sp-500-dan-nasdaq-catat-penurunan-terendah-sejak