Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

QRIS "Cross Border", Potensi Pertumbuhan Baru UMKM

Berakhirnya status pandemi Covid-19 di seluruh belahan dunia telah melonggarkan mobilitas penerbangan internasional yang memberikan dampak positif bagi peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman).

Hal tersebut menjadi angin sejuk bagi percepatan pemulihan industri pariwisata dan sektor UMKM.

Kemenparekraf menyampaikan bahwa tingkat kunjungan wisman sepanjang 2022 mencapai 5,89 juta atau meningkat sebesar 278,1 persen dibanding periode 2021.

Meski mengalami peningkatan tinggi, jumlah kunjungan wisman tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan sebelum pandemi yang mencapai 16,11 juta pada 2019.

Hal ini menjadi peluang bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk terus meningkatkan kinerjanya.

Selama 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisman ke Indonesia sebagian besar berasal dari wilayah ASEAN dengan porsi 40,89 persen, diikuti oleh Asia (selain ASEAN) sebesar 24,22 persen, dan Eropa sebesar 16,31 persen.

Berdasarkan negara asalnya, kunjungan wisman ke Indonesia didominasi wisman berkebangsaan Malaysia (20,6 persen), Singapura (12,9 persen), dan Timor Leste (12 persen).

Dominasi wisman dari kawasan ASEAN merupakan hal wajar karena kedekatan lokasi, keterkaitan perdagangan, keterjangkauan harga, serta tidak diperlukannya visa untuk masuk ke wilayah Indonesia.

Cross Border Payment berbasis QR Code

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo yang berlangsung pada 10-11 Mei 2023, Pemimpin Negara ASEAN telah menyepakati penguatan Konektivitas Pembayaran Regional atau Regional Payment Connectivity (RPC).

Kesepakatan antara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina diimplementasikan melalui penggunaan QR Code, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal sebagai salah satu metode pembayaran di kawasan.

RPC bertujuan memperkuat integrasi ekonomi kawasan melalui kerja sama konektivitas pembayaran di ASEAN yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.

Kesepakatan ini memberikan peluang baru bagi industri pariwisata dan UMKM domestik untuk memperoleh akses ke pasar global yang lebih luas.

Saat ini, Bank Indonesia (BI) telah menjalin kerjasama RPC dengan Bank of Thailand (BOT) dan Bank Negara Malaysia (BNM) dalam mengimplementasikan pembayaran lintas negara berbasis QR Code.

Melalui implementasi kerjasama BI-BOT dan BI-BNM, wisman dari Malaysia dan Thailand yang bepergian ke Indonesia dapat bertransaksi dengan memindai QRIS menggunakan ponsel mereka, demikian pula wistawan Indonesia di Malaysia dan Thailand.

Transaksi menggunakan QRIS memberikan keuntungan bagi wisman, salah satunya nilai tukar mata uang yang lebih murah.

Hal tersebut dimungkinkan karena penyelesaian transaksi RPC yang menggunakan mata uang lokal (Rupiah, Ringgit, atau Bath), sehingga meniadakan penggunaan Dollar AS sebagai perantara.

Bank Indonesia mencatat bahwa implementasi RPC antara Indonesia-Thailand dan Indonesia-Malaysia telah menunjukan hasil positif.

Berdasarkan data Bank Indonesia, Transaksi Inbound QRIS Cross Border Indonesia – Thailand pada Juni 2023 telah mencapai 825 transaksi dengan total dana Rp 272 juta.

Sedangkan Transaksi Inbound QRIS Cross Border Indonesia – Malaysia mencapai 8.533 transaksi dengan total dana sebesar Rp 1.952.000.000.

Selanjutnya melalui adaptasi QRIS, lebih dari 24,2 juta UMKM di Indonesia memperoleh kemudahan dalam transaksi non-tunai berbasis QR-Code dengan wisman asal Malaysia dan Thailand.

Selain itu, penggunaan QRIS memberikan keuntungan bagi UMKM karena biaya MDR yang jauh lebih murah daripada menggunakan sarana payment internasional.

Promosi dan sosialisasi

Pembayaran lintas negara berbasis QR Code merupakan inisiasi baik dari Bank Sentral di ASEAN. Dalam rangka mendorong pemanfaatannya, diperlukan sinergi dan kolaborasi aktif lintas Bank Sentral, Penyedia Jasa Pembayaran, Asosiasi, dan Akademisi untuk turut serta mensosialisasikan inisiasi tersebut.

Dalam rangka meningkatkan awareness wisman asal Thailand dan Malaysia, strategi pemasangan iklan sosialisasi dan promosi penggunaan QRIS Cross Border di pintu kedatangan wisman menjadi hal yang perlu dipertimbangkan pihak terkait.

Iklan sosialisasi dan promosi dapat diimplementasikan pada pintu masuk kedatangan wisman di antaranya Bandara Ngurah Rai, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu, Bandara Juanda, dan Pelabuhan Batam.

Selain itu, promosi pembayaran lintas negara berbasis QR Code perlu diimbangi dengan awareness dan kesiapan Merchant UMKM QRIS di Indonesia.

Faktor utama yang dapat menghambat, yaitu perbedaan bahasa antara wisman dan merchant, hal ini menjadi tantangan yang perlu diantisipasi.

Kedepannya, untuk memastikan transaksi berjalan dengan cepat, murah, mudah, aman, dan handal, merchant UMKM QRIS perlu menerapkan langkah penggunaan QRIS secara aman.

Pertama, merchant perlu meletakan QRIS pada area yang mudah diawasi serta memastikan secara berkala kesesuaian QRIS.

Kedua, penyampaian nominal pembayaran kepada pembeli dengan jelas. Ketiga, melihat notifikasi konfirmasi penerimaan pembayaran pada handphone pembeli dan aplikasi dompet digital merchant.

Terakhir, jangan berikan barang sebelum transaksi terkonfirmasi berhasil.

Besarnya potensi pariwisata pascapandemi Covid-19 serta implementasi RPC menjadi potensi pertumbuhan baru UMKM, melalui peningkatan transaksi dan potensi ekspor.

Mungkinkah peluang yang terbuka lebar itu dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia?

https://money.kompas.com/read/2023/08/13/140118526/qris-cross-border-potensi-pertumbuhan-baru-umkm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke