Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biayanya Bengkak, Inggris Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak

KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memilih untuk membatalkan mega proyek kereta cepat atau high-speed rail (HSR) fase kedua yang menghubungkan London dengan Manchester sejauh 530 kilometer, meski sebagian kontruksinya sudah terlanjur berjalan.

Keputusannya tersebut menjadi polemik panas di dalam negeri, karena opini masyarakat Inggris sendiri terbelah menjadi dua. Ada yang menolak pembangunan HSR karena dinilai memboroskan anggaran, sementara sebagian publik mendukung proyek ini.

Dalam pidato pada konferensi Partai Konservatif tahun ini di Manchester, Sunak menyebut pembengkakan biaya dari proyek kereta cepat menjadi alasan pemerintah Inggris memilih tidak melanjutkan proyek tersebut.

Sunak, masih dalam pidatonya, mengatakan sebaiknya anggaran jumbo untuk pembangunan kereta cepat dialihkan untuk proyek transportasi lainnya yang lebih prioritas seperti pembangunan jalan raya, rel kereta api baru, hingga pengadaan bus-bus untuk mendukung transportasi publik di seluruh Inggris yang lebih merata.

"Saya memutuskan mengakhiri proyek HSR yang sudah terlanjur berjalan ini. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengalihkan sebagian investasinya sebesar 36 miliar poundsterling untuk membangun ratusan proyek transportasi baru di wilayah Utara dan Tengah, dan tentunya seluruh negeri," kata Sunak dikutip dari Reuters.

Sunak dengan jujur mengakui, kebijakannya membatalkan proyek kereta cepat adalah keputusan yang plin-plan. Ini lantaran beberapa tahun sebelumnya, ia adalah politikus yang getol mendukung pembangunan HSR fase kedua.

Ia tak mempermasalahkan hal itu karena sudah dipertimbangkan dengan matang. Ketimbang memperburuk keuangan negara, membatalkan proyek ambisius bernilai miliaran poundseterling adalah keputusan tepat saat ini.

"HSR fase kedua adalah contoh utama dari konsensus lama," tegas Sunak.

Mengapa kereta cepat Inggris dibatalkan?

Mengutip Aljazeera, HSR fase kedua adalah kelanjutan dari proyek HSR fase pertama yang sudah beroperasi sejak tahun 2007. HSR fase pertama tak lain adalah rute kereta cepat yang menghubungkan Inggris dan Perancis.

HSR fase pertama ini mengkoneksikan Stasiun Internasional St Pancras yang berlokasi di jantung Kota London, melewati terowongan bawah laut di Tenggara Inggris, lalu melintasi daratan Perancis menuju ke Paris dan kota-kota besar lain di Eropa.

Pembatalan proyek HSR fase kedua terutama disebabkan karena pembengkakan biaya yang sangat besar imbas pandemi Covid-19.

Biaya semakin membengkak juga dikontribusi karena keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) menyusul banyaknya ketidakpastian ekonomi negara itu.

Dengan banyaknya anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk penanggulangan Covid serta melakukan upaya adaptasi setelah Brexit, berarti semakin sedikit dana yang tersedia untuk belanja pemerintah.

Perkiraan anggaran awal untuk proyek ini adalah sekitar 45,5 miliar dollar AS, namun anggarannya membengkak melebihi 120 miliar dollar AS dan tanggal penyelesaiannya diundur melampaui tahun 2040.

Sebagian konstruksi kereta cepat fase kedua di Inggris ini sejatinya sudah berjalan. Di mana infrastruktur di sepanjang rute sudah mulai dibangun. 

Akibat keputusan pemerintah Inggris ini, infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun akan menjadi proyek mangkrak. Sunak sendiri tidak menjelaskan secara terperinci, sampai kapan proyek HSR akan kembali diteruskan atau bahkan tidak meneruskannya sama sekali.

https://money.kompas.com/read/2023/10/15/141357626/biayanya-bengkak-inggris-pilih-proyek-kereta-cepatnya-mangkrak

Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke