Perkuat Ekosistem Ethereum di Indonesia, Pintu Roadshow di 3 Kota

JAKARTA, KOMPAS.com – Platform jual beli dan investasi aset kripto Pintu menyatakan komitmen untuk memperkuat ekosistem aset kripto Ethereum di Indonesia.

Ini dilakukan dengan mensponsori event bertajuk “Halo Ethereum” yang diselenggarakan di tiga universitas antara lain, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Institut Pariwisata Trisakti.

Head of Community Pintu Jonathan Hartono mengungkapkan, aplikasi Pintu menjadi exchange pertama di Indonesia yang mendapat dukungan sponsor dari Devcon untuk menyelenggarakan Halo Ethereum.

Halo Ethereum, kata dia, adalah sebuah rangkaian event dari pertemuan komunitas Ethereum yang terbuka bagi developer, enthusiast, dan siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam dan berbagi insight tentang ekosistem Ethereum.

"Event ini merupakan salah satu rangkaian dari Road to Devcon Ethereum 2024 yang akan diselenggarakan di Asia Tenggara,” jelas Jonathan dalam siaran pers, Rabu (27/12/2023).

Devcon adalah konferensi Ethereum untuk pengembang, peneliti, hingga periset. Devcon membawa misi untuk mendorong tanpa batas melalui protokol terdesentralisasi.

Adapun Devcon mengumumkan akan menyelenggarakan Devcon ketujuh yang akan berlokasi di Asia Tenggara sebagai tujuan mendukung pertumbuhan Ethereum di wilayah tersebut.

“Rangkaian Halo Ethereum ini kami buka di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya," ujar Jonathan.

Jonathan menambahkan, Halo Ethereum juga digelar di Medan yang dilaksanakan di USU, fokus pembahasannya mengenai konsep dasar Ethereum, pemanfaatan smart contract untuk developer dan juga decentralized application (dApps).

Kota terakhir adalah di Jakarta dilaksanakan di Institut Pariwisata Trisakti.

"Melalui rangkaian event ini, kami harap dapat meningkatkan pengetahuan tentang ekosistem Ethereum di Indonesia,” ungkap dia.

Sebagai informasi, Ethereum Foundation meluncurkan Road to Devcon (RTD) Grants untuk mendukung munculnya acara-acara Ethereum baru, komunitas akar rumput, dan inisiatif pendidikan di berbagai wilayah.

Asia Tenggara dipilih untuk menyelenggarakan Devcon ketujuh karena dinilai memiliki peluang besar dan perkembangan yang pesat.