Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal "Over Treament" RS, BPJS Kesehatan Sebut Klaim Kesehatan Masih Normal

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri asuransi swasta mengeluhkan adanya over treatment atau penanganan berlebihan dari rumah sakit yang membuat klaim asuransi kesehatan yang diajukan ke asuransi swasta melonjak.

Namun begitu, ternyata hal tersebut tidak terlalu dirasakan oleh asuransi sosial Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, memang masih terdapat oknum yang melakukan kecurangan (fraud). Namun pada dasarnya, klaim kesehatan yang diajukan ke BPJS Kesehatan masih terbilang normal.

Ia menambahkan, biaya pelayanan kesehatan selalu meningkat. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemajuan teknologi kedokteran dan obat yang memang mahal.

Selain itu, terdapat juga fenomena inflasi kesehatan yang lebih tinggi dari inflasi ekonomi secara umum.

Ghufron mengungkapkan, saat ini terdapat pergeseran pola penyakit ke arah degeneratif non-infeksi.

"Tetapi memang sejak 2023, tarif BPJS Kesehatan membayar ke rumah sakit dan pelayanan tingkat pertama seperti klinik bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dinaikkan," terang dia.

Untuk menghadapi tingginya klaim kesehatan ke rumah sakit, BPJS Kesehatan sendiri telah memiliki berbagai cara.

Salah satunya, BPJS Kesehatan melakukan kredientialing dan rekredientialing.

Kredientialing merupakan kegiatan peninjauan dan penyimpanan data-data fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) berkaitan dengan pelayanan profesinya yang mencakup lisensi, riwayat malpraktk, analsisi pola praktik, dan sertifikasi.

BPJS Kesehatan juga menguakan tim anti fraud untuk mencegah pelonjakan klaim kesehatan tersebut.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menggunakan digitalisasi dan mesing pintar, serta kerja sama dengan berbagai pihak.

"(Kerja sama) seperti tim kendali biaya kendali mutu, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan organisasi perofesi," tandas dia.

Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset BPJS Kesehatan per November 2023 mencapai Rp 112,13 triliun sampai November 2023. Jumlah tersebut tumbuh 0,92 persen secara tahunan.

Sebelumnya, OJK menyatakan, tingginya angka klaim asuransi kesehatan dipengaruhi oleh adanya over utilisasi layanan medis dan obat di rumah sakit. Hal itu turut mengerek tingkat inflasi medis yang dua sampai tiga kali lipat dari inflasi ekonomi secara umum.

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan, inflasi media tersebut tidak hanya terjadi Indonesia, tetapi ada di seluruh dunia.

Tak hanya itu, tingkat klaim asuransi kesehatan juga dipengaruhi oleh perilaku hidup yang tidak sehat dari masyarakat dan adanya perkembangan teknologi kesehatan.

"Saat ini OJK dan Kementerian Kesehatan telah menandatangani Nota Kesepahaman untuk melakukan hal-hal yang berada dalam kewenangan masing-masing untuk melakukan risk management yang memadai demi mengefisienkan biaya layanan kesehatan ke depan," kata dia.

https://money.kompas.com/read/2024/02/13/182432726/soal-over-treament-rs-bpjs-kesehatan-sebut-klaim-kesehatan-masih-normal

Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke