Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Subsidi BBM dan Elpiji Dipangkas Pun Dinilai Belum Cukup Penuhi Program Makan Siang Gratis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pemangkasan subsidi energi yang disiapkan oleh Calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya program makan siang gratis.

Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, berdasarkan informasi yang beredar, kebutuhan anggaran program makan siang gatis mencapai lebih dari Rp 400 triliun per tahunnya.

Sementara itu, alokasi subsidi energi pada tahun 2024 sebesar Rp 189,10 triliun, terdiri dari anggaran subsidi BBM jenis tertentu Rp 25,8 triliun, subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 87,5 triliun, dan alokasi subsidi listrik Rp 75,8 triliun.

"Kita berasumsi bahwa anggaran untuk makan siang gratis itu di sekitar Rp 400 triliun maka akan relatif dibutuhkan tambahan dana selain dari melakukan realokasi subsidi," ujar Yusuf, kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Lebih lanjut, Yusuf menyebutkan, penyesuaian anggaran belanja menjadi suatu hal yang wajar dilakukan oleh pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan anggaran program yang dinilai prioritas.

"Sehingga sebenarnya apa yang dilakukan oleh capres nomor urut 2 dalam melakukan pemangkasan subsidi energi bukan hal baru dan juga pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya," tuturnya.

Ia pun mengakui, pemanfaatan anggaran subsidi energi masih menghadapi permasalahan penyaluran yang tidak tepat sasaran, sehingga pemerintah telah melakukan berbagai upaya perbaikan.

"Namun demikian kita juga perlu melihat apakah realokasi anggaran tersebut akan memenuhi target kebijakan belanja atau program makan siang gratis yang diajukan oleh pemerintahan baru dalam hal ini Prabowo dan Gibran tersebut," kata Yusuf.

Sebagai informasi, usai gelaran pemilihan umum (pemilu) dilaksanakan dan hasil penghitungan sementara menunjukan pasangan capres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, unggul, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membeberkan sumber pembiayaan salah satu program andalannya, makan siang gratis.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menyebutkan, salah satu sumber pembiayaan program makan siang gratis ialah melalui efisiensi anggaran subsidi BBM dan elpiji 3 kg.

Pasalnya, subsidi energi selama ini justru dinikmati orang-orang kaya.

”Saat ini Indonesia punya anggaran subsidi energi Rp 350 triliun. Sebanyak 80 persen dari subsidi itu dinikmati mereka yang tidak berhak mendapatkannya. Jadi, kami akan melakukan penyesuaian (finetune) terhadap subsidi itu,” kata Eddy.

Oleh karena itu, mereka akan memastikan subsidi tersebut tersalurkan secara tepat sasaran.

"Kalau itu dilakukan, otomatis kebutuhan untuk subsidi energi menciut. Dari saat ini Rp 350 triliun, misalnya, setelah dilakukan efisiensi, menjadi hanya Rp 100 triliun. Ini contoh saja. Jadi, konteksnya itu penghematan anggaran subsidi,” kata dia.

Eddy memastikan cara ini tidak akan memangkas subsidi energi yang dapat membuat harga BBM melambung.

"Itu bukan pemangkasan BBM. Saya enggak pernah bilang pemangkasan BBM, gitu. Yang saya katakan adalah kita lakukan efisiensi di bidang penyaluran subsidi energi. Subsidi energi, bukan subsidi BBM," ujar Eddy, dikutip dari Kompas.com, Sabtu.

https://money.kompas.com/read/2024/02/19/153000926/subsidi-bbm-dan-elpiji-dipangkas-pun-dinilai-belum-cukup-penuhi-program-makan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke