Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Laba Bersih Bank BTPN Tergerus 23,81 Persen, Apa Sebabnya?

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp 1,21 triliun.

"Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (26/2/2024).

Ia menerangkan, Bank BTPN mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih pada 2023 menjadi Rp 12,04 triliun, atau tumbuh 3 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 11,68 triliun.

Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45 persen, atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32 persen.

Kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3 persen secara tahunan.

Hal itu kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp 6,51 triliun dari sebelumnya Rp 6,49 triliun.

Lebih lanjut, Henoch menuturkan, Bank BTPN mencatatkan peningkatan total penyaluran kredit sebesar Rp 156,56 triliun. Jumlah itu tumbuh 7 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 146,12 triliun.

"Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius. Sebagai bentuk komitmen untuk meberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah," imbuh dia.

Bank BTPN mencatat pertumbuhan rasio pembiayaan inklusif makroporudensial (RPIM) menjadi 29,14 persen per akhir Desember 2023 dari 24,57 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, Bank BTPN juga mencatat rasio gross non-performing loan (NPL) atau kredit macet turun ke level 1,36 persen pada akhir 2023 dari level 1,43 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Sedikit catatan, rasio ini lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,2 persen pada akhir Desember 2023.

Di sisi lain, saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 10 persen secara tahunan dari Rp 40,16 triliun menjadi Rp 44,19 triliun pada akhir 2023. Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 35,0 persen menjadi 40,8 persen.


Sementara itu, total deposito mengalami penurunan sebesar 14 persen secara tahunan menjadi Rp 64,01 triliun. Itu berdampak pada penurunan total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN sebesar 6 persen secara tahunan yoy dari Rp 114,87 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 108,20 triliun pada akhir Desember 2023.

"Penurunan ini terkait upaya Bank BTPN untuk mengoptimalkan biaya dana," jelas dia.

Adapun, Bank BTPN juga menunjukkan perubahan pada Jenius yang lebih mendukung nasabah dengan gaya hidup digital. Jenius telah menghadirkan lebih dari 40 fitur inovatif yang tersedia bagi nasabah di seluruh Indonesia.

Hingga akhir 2023, Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user sebesar 19 persen menjadi 5,2 juta, dari 4,4 juta pada periode sebelumnya.

Total penyaluran kredit termasuk di dalamnya Flexi Cash, Digital Macro, Kartu Kredit Jenius Visa, PayLater) menunjukkan peningkatan sebesar 121 persen secara tahunan menjadi Rp 2 triliun.

"Tak ketinggalan, dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh sebesar 8 persen menjadi Rp 25,5 triliun," tandas Henoch.

https://money.kompas.com/read/2024/02/26/213000826/laba-bersih-bank-btpn-tergerus-23-81-persen-apa-sebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke