Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mendiagnosa 5 Gejala Jurang Kepemimpinan (Bagian II)

Apa yang sekarang terjadi?

Karena ketidaktahuan, sebagian besar para pemimpin ini terjebak ke dalam zona nyaman. Mereka tanpa sadar memimpin para Millennial menggunakan cara atau pendekatan sebagaimana mereka dipimpin oleh atasannya terdahulu.

Atau setidaknya, mereka menggunakan cara yang membuat mereka sukses di masa lalu.

Apakah hal ini salah? Tentu tidak! Hanya saja cara memimpin tersebut tidak tepat, karena cara atasan mereka memimpin terdahulu sangat tidak cocok dan tidak relevan untuk Generasi Millennial saat ini.

Ketidakcocokan ini sebagaimana uraian di atas secara ilmiah dipicu perbedaan karakter, sikap, perilaku, dan preferensi yang sangat menganga lebar antara Generasi Millennial dengan Generasi Kolonial.

Alhasil, dalam proses kepemimpinan tersebut sering terjadi friksi, gesekan atau perselisihan pendapat di antara Generasi Kolonial yang memimpin dengan Generasi Millennial yang dipimpin.

Atau sebaliknya dalam beberapa kondisi langka, Generasi Kolonial dipimpin oleh Generasi Millennial.

Friksi tersebut karena tidak dikelola dengan bijaksana berkembang menjadi konflik terbuka yang tidak produktif. Karena konflik yang tidak produktif tersebut gagal dikendalikan akhirnya meledak menjadi pembangkangan dan perlawanan oleh para Millennial.

Perlawanan tersebut bisa terlihat sangat vulgar dan nyata, misalnya, mereka mengajukan mosi tidak percaya, melawan perintah atasan, menolak melaksanakan tugas dan puncaknya mereka mengajukan resign secara mendadak.

Terkadang resign tersebut dilakukan secara berjamaah, seperti gerakan resign yang terjadi secara masif dengan frekuensi tinggi dan jumlah banyak, di atas rata-rata normal angka turnover karyawan yang bisa ditoleransi secara bisnis.

Sesungguhnya situasi tersebut sangat berkesesuaian dengan hasil riset yang dilakukan lembaga konsultan HR terbesar di dunia yang mengatakan bahwa 70 persen hingga 75 persen karyawan resign pada hakikatnya meninggalkan atasan langsung mereka, bukan meninggalkan perusahaan. Jelas kondisi ini akan sangat mengganggu bisnis perusahaan.

Namun terkadang perlawanan tersebut dilakukan secara tersamar dengan halus. Artinya mereka tidak menunjukkan secara vulgar, namun membungkusnya dengan rapi sehingga terlihat seperti bukan pembangkangan.

Misalnya, mereka tidak menolak secara frontal tugas yang menjadi tanggung jawabnya, namun secara sistimatis para karyawan ini tidak menyelesaikan tugas tersebut dengan baik sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Pada beberapa kasus ditemukan mereka mengerjakan hanya karena ingin sekadar menggugurkan kewajiban tanpa komitmen untuk mencapai hasil maksimal.

Pada beberapa kondisi pekerjaan tersebut dihentikan di tengah jalan serta ditinggalkan begitu saja dan yang lebih fatal adalah terjadinya fraud!

Sebagai seorang leader yang harus tetap relevan dengan perubahan jaman, Anda wajib memiliki kemampuan untuk men-diagnosa simptom spesifik dari leadership gap syndrome.

Secara ringkas berikut gejala-gejala leadership gap syndrome yang wajib diwaspadai, dan pastikan apakah gejala-gejala tersebut sudah terjadi pada tim yang dipimpin saat ini?

Gejala pertama, adanya friksi atau gesekan dengan frekuensi tinggi dan kuantitas banyak, sehingga semakin mengeras perbedaan pandangan atau persepsi pada hal-hal yang mendasar dalam pekerjaan dan pribadi.

Friksi ini bisa diamati bagaimana kedua belah pihak sering terlibat perdebatan yang menyangkut kepada substansi proses kepemimpinan, dan perdebatan tersebut semakin nyata dengan menggunakan media komunikasi digital, seperti email, chat WA dan sejenisnya.

Pada kondisi tertentu friksi bisa dilihat secara “live” pada sesi meeting resmi maupun tidak resmi, terkadang mereka bisa terlihat adu mulut!

Gejala kedua, adanya konflik tajam dan sering tidak terselesaikan. Konflik ini pada dasarnya sebagai akibat dari friksi yang tidak terselesaikan akhirnya semakin kronis menjadi konflik terbuka yang merembet kepada konflik pribadi berkepanjangan.

Konflik tersebut bahkan bisa dirasakan oleh pihak luar. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku dan sikap kedua belah pihak yang tampak sering bertentangan, bahkan bermusuhan. Gejala ini akan semakin buruk jika di dalam korporasi tersebut telah terjadi gejolak office politics.

Gejala ketiga, adanya penolakan nyata dan keras terhadap kepemimpinan atasan. Gejala ini disebabkan konflik terbuka yang gagal diselesaikan.

Penolakan yang keras ditunjukkan dengan bahasa langsung atau verbal atau dengan perilaku yang terus bertentangan.

Pada kondisi yang sudah kronis, gejala penolakan ini sering ditunjukkan secara vulgar di depan khalayak ramai.

Gejala keempat, kurangnya atau hilangnya sama sekali trust atau kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan.

Gejala ini merupakan dampak serius dari gejala ketiga yang terus menerus lalu menggumpal menjadi bom waktu yang menghancurkan rasa percaya di antara mereka.

Sebagai akibatnya komunikasi kedua belah pihak buntu dan beberapa pekerjaan atau project menjadi terbengkalai atau bahkan hancur dan wan prestasi terhadap klien atau pelanggan.

Gejala kelima, terjadinya penurunan komitmen dan kinerja karyawan. Secara logis gejala kelima adalah klimaks dari semua gejala leadership gap syndrome yang gagal dibenahi.

Secara umum gejala kelima ini bisa dilihat dari kinerja bisnis yang terus melorot, absensi meroket, tingkat kepuasan karyawan jatuh ke titik nadir, banyak masalah internal yang terjadi, banyak project mangkrak, dan secara eksternal anjloknya tingkat kepuasan pelanggan dan pemangku kepentingan.

Dengan kemampuan men-diagnosa lima simtom khas gejala jurang kepemimpinan tersebut, kita akan mudah untuk melakukan antisipasi dan mitigasi guna mencegah gejala jurang kepemimpinan menjadi semakin kronis dan berlanjut kepada stadium yang sangat membahayakan produktifitas kepemimpinan dan operasional bisnis perusahaan.

Pada artikel ketiga nanti akan kita kupas sebab dan contoh gejala jurang kepemimpinan yang akan menguatkan Millennial Leadership Skill yang cocok dengan demografi karyawan dari Generasi Millennial yang sekarang mendominasi.

Selamat memimpin dan berkembang bersama generasi Millennial! Salam Sukses Selalu untuk kita semua!

https://money.kompas.com/read/2024/03/06/144709526/mendiagnosa-5-gejala-jurang-kepemimpinan-bagian-ii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke