Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementan Pastikan Kasus Antraks di Yogya Sudah Ditangani

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memastikan telah menangani kasus antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah mengungkapkan, kasus ini menjadi perhatian Menteri Pertanian dan telah mengambil langkah-langkah preventif agar tidak meluas.

Pihaknya juga telah secara cepat menangani kasus antraks dengan mengintensifkan desinfeksi, vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak.

“Kasus antraks sudah berhasil kita tangani dan cegah meluas. Saya mengingatkan agar kita semua jangan lengah. Pemerintah punya stok vaksin yang sangat cukup dan produksi dalam negeri," kata Dirjen Nasrullah dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Nasrullah menyoroti pentingnya pemahaman yang baik dari peternak untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah agar kasus antraks tidak terulang. Ia mengimbau peternak apabila menemukan ternaknya sakit, segera dilaporkan kepada petugas dan tidak boleh menyembelih di sembarang tempat.

Nasrullah juga meminta masyarakat jangan mengkonsumsi ternak yang sakit apalagi yang telah mati karena dapat membahayakan kesehatan.

"Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya Antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Kita pemerintah harus rutin diberikan edukasi kepada peternak dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," ungkapnya.

Nasrullah menambahkan, perlu juga memperkuat check point lalu lintas ternak antar daerah, dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. Selanjutnya, Kementan mengharapkan aparat Kepolisian menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks.

Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya pendataan kelompok ternak di Kabupaten Sleman dan turut memantau perdagangan ternak secara ketat. Terutama, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah menjadi fokus utama dalam pemantauan.

“Kami telah melakukan upaya desinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks dan Pemda Sleman terus berupaya memusnahkan daging ternak kena antraks yang telah ditaruh di kulkas-kulkas, kita ambil semua, ini bekerja sama juga dengan TNI dan Polri," ujarnya.

Kustini juga membeberkan telah dilakukan pengobatan dan pemberian vitamin terhadap 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing/domba. Vaksinasi juga terus dilakukan pada zona kuning yaitu di Dusun Nawung, Kalinongko, dan Kalinongko Lor.

Tidak hanya itu, Kustini menyampaikan perlu dukungan Pemprov DIY dan Lurah setempat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi agar ternak diduga antraks tidak dikonsumsi dan diperjualbelikan.

“Berawal dari 2 Februari 2024 terjadi utamanya di Kalinongko Kidul, Gayamharjo, beruntun sampai tanggal 7 Maret 2024. Kemudian pada tanggal 23 Februari 2024 juga terjadi kasus di Serut. Artinya ada di 2 lokasi penyakit antraks. Dua lokasi tersebut saling berdekatan di perbatasan dengan jarak 100-200 meter,” terangnya.

Ia menyampaikan telah terjadi kematian 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing dan saat ini sudah 11 hari sudah tidak ditemukan kasus lagi. Artinya, kematian ternak yang terakhir terkonfirmasi yaitu tanggal 7 Maret 2024.

“Update penanganan yaitu telah dilakukan desinfeksi, pengobatan antibiotik dan vitamin sebanyak 750 ekor terdiri dari 238 sapi dan 519 kambing. Vaksinasi akan dilaksanakan 14 hari setelah ternak diobati. Untuk Klaten yang menjadi daerah terancam, juga telah vaksinasi 242 ekor yaitu terdiri dari 140 sapi 55 kambing 47 domba,” pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2024/03/20/210000126/kementan-pastikan-kasus-antraks-di-yogya-sudah-ditangani-

Terkini Lainnya

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke