Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Mei lalu, APBN mencatat defisit sebesar Rp 21,8 triliun. Nilai ini setara dengan 0,10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Total anggaran kita membukukan defisit Rp 21,8 triliun atau ini artinya 0,1 persen dari produk domestik bruto," ujar dia, dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (27/6/2024).

Defisit APBN terjadi seiring dengan pendapatan negara yang menurun. Di sisi lain, belanja negara tercatat tumbuh signifikan.

Sri Mulyani melaporkan, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.123,5 triliun sampai dengan pengujung Mei. Nilai ini setara dengan 40,1 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN, yakni Rp 2.802,3 triliun.

"Meskipun pencapaian ini untuk bulan Mei dari sisi persentase cukup baik, namun kalau kita lihat pertumbuhan dibandingkan tahun lalu bulan Mei terjadi penurunan 7,1 persen yoy," tuturnya.

Penurunan itu disebabkan oleh pendapatan negara yang tumbuh pesat pada tahun 2022 - 2023. Sri Mulyani menyebutkan, pada periode tersebut, harga berbagai komoditas unggulan nasional meningkat signifikan, sehingga mengerek angka pendapatan negara. Lalu, seiring dengan terjadinya normalisasi harga komoditas yang sama, pendapatan negara menurun.

"Ini tentu sesuatu yang perlu untuk terus kita monitor dan waspadai," katanya.

Sementara itu, realisasi belanja negara telah mencapai Rp 1.145,3 triliun. Nilai itu setara dengan 34,4 persen dari pagu anggaran yang disiapkan, yakni Rp 3.325,1 triliun.

"Dan ini 14 persen (lebih tinggi) dibandingkan tahun lalu," ujar Sri Mulyani.

Pertumbuhan belanja negara yang mencapai angka "double digit" salah satunya disebabkan oleh adanya belanja yang perlu dilakukan di awal tahun atau disebut frontloading.

Dengan perkembangan pendapatan dan belanja tersebut, APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 21,8 triliun.

Sementara itu, keseimbangan primer masih mencatatkan surplus, yakni Rp 184,2 triliun. Sebagai informasi, keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran negara, di luar pembayaran utang.

https://money.kompas.com/read/2024/06/27/110900326/apbn-defisit-rp-21-8-triliun-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Kabar Baik, Garuda Indonesia Terima Pelamar dengan IPK di Bawah 3.00

Kabar Baik, Garuda Indonesia Terima Pelamar dengan IPK di Bawah 3.00

Whats New
Sepanjang 2019-2024, Investasi Korea Selatan ke RI Mencapai Rp 227,3 Triliun

Sepanjang 2019-2024, Investasi Korea Selatan ke RI Mencapai Rp 227,3 Triliun

Whats New
[POPULER MONEY] Mantan Dirut BEI Mau Beli 100 Lot Saham GOTO Tiap Minggu | Industri Fintech Melawan Judi 'Online'

[POPULER MONEY] Mantan Dirut BEI Mau Beli 100 Lot Saham GOTO Tiap Minggu | Industri Fintech Melawan Judi "Online"

Whats New
Apakah Kartu Kredit Sama dengan Kartu ATM?

Apakah Kartu Kredit Sama dengan Kartu ATM?

Spend Smart
DJP Sebut Sistem Perpajakan Canggih Masih Dalam Tahap Uji Coba

DJP Sebut Sistem Perpajakan Canggih Masih Dalam Tahap Uji Coba

Whats New
Cara Mudah Cetak Rekening Koran BCA via KlikBCA

Cara Mudah Cetak Rekening Koran BCA via KlikBCA

Spend Smart
Cek Jadwal Pembagian Dividen Indofood CBP Rp 2,33 Triliun

Cek Jadwal Pembagian Dividen Indofood CBP Rp 2,33 Triliun

Whats New
Kolaborasi Pertamina Lestarikan Hiu Paus di Papua Tengah dengan Teknologi 'Tagging'

Kolaborasi Pertamina Lestarikan Hiu Paus di Papua Tengah dengan Teknologi "Tagging"

Whats New
Rencana Bea Masuk 200 Persen untuk Produk China, KPPU: Kami Dukung untuk Produk Jadi

Rencana Bea Masuk 200 Persen untuk Produk China, KPPU: Kami Dukung untuk Produk Jadi

Whats New
Bahlil Sebut Indonesia yang Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Listrik Terintegrasi

Bahlil Sebut Indonesia yang Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Listrik Terintegrasi

Whats New
Buruh Minta Pemerintah Larang E-commerce Punya Usaha Logistik, Ini Alasannya

Buruh Minta Pemerintah Larang E-commerce Punya Usaha Logistik, Ini Alasannya

Whats New
Masih Banyak Pemilik Warteg Belum Pakai QRIS, Apa Penyebabnya?

Masih Banyak Pemilik Warteg Belum Pakai QRIS, Apa Penyebabnya?

Whats New
Dua Perusahaan Besar Bakal IPO Tahun Ini

Dua Perusahaan Besar Bakal IPO Tahun Ini

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan D3-S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan D3-S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Targetkan Produksi Kendaraan Listrik 600.000 Unit Per Tahun, Luhut: Hemat Subsidi BBM Rp 131 Miliar

Targetkan Produksi Kendaraan Listrik 600.000 Unit Per Tahun, Luhut: Hemat Subsidi BBM Rp 131 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke