JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan ekosistem baterai mobil listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir di lokasi pabrik PT HLI Green Power, Karawang, Jawa Barat merupakan yang pertama di dunia.
Bahlil mengatakan, apabila semua tahapan dari mulai pertambangan, smelter, HPAL (High Pressure Acid Leach), prekursor, sel baterai, sampai dengan mobil semua sudah siap dilakukan, Indonesia akan menjadi salah satu negara pemain ekosistem baterai mobil listrik, khususnya yang berbahan baku nikel.
"Kami tanya di dunia sudah ada belum yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata belum ada, dan kita, Indonesia, yang pertama untuk melakukan hal ini," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Targetkan Produksi Kendaraan Listrik 600.000 Unit Per Tahun, Luhut: Hemat Subsidi BBM Rp 131 Miliar
Bahlil mengatakan, perjuangan untuk merealisasikan investasi ini membutuhkan upaya dan dukungan luar biasa dari semua pihak terutama pada masa pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo sejak groundbreaking pabrik ini pada tahun 2021, kemudian tinjauan pada bulan September 2023, dan hingga sampai peresmiannya hari ini menjadi penyemangat.
”Hari ini menandakan babak baru di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi 9,8 miliar dollar AS minus investasi dari Hyundai untuk mobil," ujarnya.
"Jadi, kalau diakumulasi semuanya itu kurang lebih 11-12 miliar dollar AS. Ini adalah investasi terbesar untuk satu ekosistem yang ada di Indonesia, khususnya baterai sampai dengan mobilnya,” sambungnya.
Bahlil mengatakan, proyek investasi ini merupakan salah satu bukti implementasi komitmen Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-in pada pertemuan di Korea Selatan tahun 2019 untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi antara Korea Selatan dan Indonesia.
Ia mengatakan, pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini meliputi industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik senilai 3,2 miliar dollar AS (Rp 51,2 triliun) yang akan menyerap 2.800 tenaga kerja, di mana dalam fase pertama memiliki kapasitas produksi 10GWh dengan nilai investasi 1,2 miliar dollar AS (Rp 19,2 triliun).
"Investasi lainnya yang juga diresmikan yaitu pak baterai (battery pack) senilai 42,12 juta dollar AS (Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik 1,22 miliar dollar AS (Rp19,52 triliun)," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik dan ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berada di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (3/7/2024).
Menurut Presiden, peresmian tersebut menandakan komitmen Indonesia untuk masuk kompetisi produksi baterai dan kendaraan listrik dunia.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan pabrik dan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia," ujar Jokowi saat peresmian.
Presiden menjelaskan, dengan peresmian pada Rabu ini, Indonesia telah memulai babak baru dalam meletakkan sebuah tonggak komitmen kita untuk menjadi pemain global di ekosistem electric vehicle (EV) cell baterai dan electric vehicle.
Jokowi menyebutkan, Indonesia selama ini memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hanya saja, hasil SDA itu selalu diekspor dalam bentuk bahan mentah. Sehingga, tidak memberikan nilai tambah untuk negara. Padahal, ketika bahan mentah terus diekspor semakin lama akan semakin habis.
"Tapi sekarang, dengan dibangunnya smelter, dibangunnya pabrik baterai kendaraan listrik, kita akan menjadi pemain global yang penting dalam global supply chain kendaraan listrik," tegas Jokowi.
Kepala Negara menambahkan, pabrik baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang diresmikan pada Rabu ini merupakan pabrik baterai EV yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Presiden Jokowi juga yakin bahwa setelah pabrik ini diresmikan, Indonesia mampu berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia.
Baca juga: Sempat Mangkrak, Bahlil Pastikan Pabrik Lotte Chemical Mulai Produksi Maret 2025
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.