Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Global Turunkan Produksi PT Timah

Kompas.com - 17/01/2009, 19:05 WIB

JAKARTA, SABTU - Produksi PT Timah Tbk. pada 2008 tercatat sekitar 46.000 ton, turun 21,13 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 58.325 ton akibat merosotnya permintaan karena krisis ekonomi global.

"Krisis ekonomi global telah membuat permintaan timah dunia menurun yang mengakibatkan harga timah di pasar internasional juga merosot," kata Dirut PT Timah Wachid Usman, usai acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pabrik Tin Chemical PT Timah Industri (anak usaha perseroan) di Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten, Sabtu (17/1).

Wachid mengatakan, melihat kondisi dan perkiraan dampak ekonomi global tersebut maka produksi timah perseroan pada 2009 masih sulit diprediksi. Meski begitu, ia tidak menyebutkan berapa besar nilai penjualan timah selama 2008, karena belum selesai diaudit.

Ia hanya menjelaskan, selama 2008 harga rata-rata penjualan timah berkisar pada level 17 ribu-18 ribu dolar AS per ton. "Pendapatan perusahaan, tinggal hitung saja. Tetapi penjualan tahun depan (2009) belum bisa diperkirakan," ujarnya.

Selama 2008, ujarnya, harga timah berfluktuasi dengan harga terendah pada kisaran 12 ribu-13 ribu dolar AS per ton, namun sempat mencapai harga tertinggi pada level 24 ribu-25 ribu dolar AS per ton.

Produksi logam timah sebanyak 95 persen untuk keperluan ekspor ke sejumlah negara seperti Asia Pasifik meliputi Jepang, Korea, Taiwan, China dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Prancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.

Sementara itu, dampak penurunan permintaan timah selama 2008 juga mempengaruhi penyerapan belanja barang modal (capital expenditure/capex). Dari anggaran capex Rp 1,4 triliun tahun lalu, hanya terserap sekitar 60 persen atau sekitar Rp 850 miliar, sedangkan sisanya sekitar Rp 550 miliar dialihkan ke tahun ini.

"Tahun 2009, perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 750 miliar, sebesar Rp 550 miliar merupakan carry over (pengalihan) dari tahun sebelumnya," kata Wachid.

Ia menjelaskan, dana capex tidak terserap karena tidak rampungnya rencana akuisisi dua tambang batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. "Negosiasi masih belum rampung dari sisi harga, maupun persiapannya mulai dari uji tuntas hingga eksplorasi," katanya.

Sementara yang sudah terealiasi pada tahun lalu antara lain membangun pabrik Tin Soldier di Riau senilai Rp 200 miliar yang mulai berproduksi pada April 2009, dan pembangunan kapal keruk senilai Rp 300 miliar.

"Pabrik Tin Solder selesai dibangun Desember lalu. Saat ini sedang uji coba produk dan sekitar bulan Maret-April sudah bisa didistribusikan ke pasar," kata Wachid.

Sedangkan pada 2009, ujarnya, perseroan telah merealisasikan investasi capex senilai Rp 250 miliar untuk pembangunan pabrik tin chemical atau timah kimia dengan kapasitas 10.000 ton per tahun. Selain itu juga menambah kapasitas pabrik aspal di Pulau Buton dengan investasi yang disiapkan sebesar Rp 200 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com