Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Trump, AS Bisa Menang Perang Dagang dengan China jika....

Kompas.com - 15/05/2019, 12:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump memprediksi langkah lanjutan yang akan diambil China di tengah perang dagang adalah pemangkasan suku bunga acuan. Oleh karena itu, Trump mendesak bank sentral AS Federal Reserve juga menurunkan suku bunga acuan.

Sebab, apabila The Fed memangkas suku bunga, ujar Trump, maka AS akan dapat memenangkan perang dagang.

Dikutip dari CNBC, Rabu (15/5/2019), dalam unggahan pada akun Twitter pribadinya, Trump pun mendesak The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Baca juga: Bursa Saham AS rontok, Trump Kurangi Ancamannya ke China

"China akan memompa uang ke sistem mereka dan kemungkinan menurunkan suku bunga, seperti biasa, untuk membantu bisnis mereka, dan akan kalah. Jika Federal Reserve juga melakukan hal yang serupa, maka permainan akan berakhir, kita menang!" tulis Trump pad akun Twitter-nya.

Gedung Putih dan Beijing menemui jalan buntu dalam negosiasi perdagangan. AS ingin China menurunkan batasan-batasannya untuk bisnis asing dan agar China menghentikan pencurian kekayaan intelektual.

Akan tetapi, China malah melakukan tindakan balasan terhadap kenaikan tarif impor yang diajukan Trump baru-baru ini. China membalas dengan menerapkan tarif baru atas impor barang-barang dari AS senilai 60 miliar dollar AS.

Baca juga: Perang Dagang Kembali Memanas, China Balas Kebijakan Trump

Dalam unggahan-unggahan sebelumnya pada akun Twitter-nya, Trump bersikeras bahwa ia hanya akan menerima perjanjian yang memberi untung besar bagi AS. Sejalan dengan tekanannya pada China, Trump juga menekan The Fed untuk memangkas suku bunga acuan.

Pada tahun 2018 silam, The Fed menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebanyak empat kali. Akan tetapi, pelaku pasar kini memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada Oktober 2019 mendatang.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyatakan bahwa dirinya memandang bahwa kebijakan moneter yang diambil The Fed saat ini sudah tepat.

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Spend Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Spend Smart
Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Spend Smart
Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Spend Smart
Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Whats New
OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

Whats New
Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Whats New
Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Whats New
Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Whats New
Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Whats New
Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Whats New
Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Whats New
'Wealth Wisdom' PermataBank Edukasi Pentingnya Pemahaman Konsep Kekayaan Holistik

"Wealth Wisdom" PermataBank Edukasi Pentingnya Pemahaman Konsep Kekayaan Holistik

Whats New
RI Butuh Banyak Talenta Digital untuk Data Center, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan

RI Butuh Banyak Talenta Digital untuk Data Center, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com