Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Kompas Travel Fair di Tengah Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Kompas.com - 19/06/2019, 19:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harian Kompas sebagai penyelenggara Kompas Travel Fair (KTF) optimistis acara tersebut tetap ramai diminati pengunjung meski harga tiket pesawat saat ini selangit. Justru, dengan adanya KTF, masyarakat bisa mendapatkan penawaran menarik dengan paket hemat hingga promo dari bank mitra.

"Tentu kami tidak bisa menurunkan harga tiket. Tapi dengan paket yang kreatif, dengan dukungan bank mitra, ada cicilan dan cashback, sedikit banyak meringankan dari sisi calon wisatawan," ujar Direktur Bisnis Harian Kompas Lukas Widjaja di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Lukas mengatakan, tingginya harga tiket pesawat juga memacu ke peserta pameran untuk membuat paket unik dan kreatif yang masih sesuai dengan kantong calon wisatawan. Dengan banyaknya variasi dan tawaran menarik, bukan mustahil justru makin banyak peminatnya.

Baca juga: Kompas Travel Fair 2019, Ada Paket Wisata Halal hingga Petualangan

Dengan mahalnya harga tiket, mau tak mau wisatawan lebih selektif menentukan destinasi mana yang akan dikunjungi. Yang biasanya setahun bisa dua hingga tiga kali, sekarang hanya bisa sekali.

General Manager Event Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, keberadaan KTF akan berguna bagi wisatawan yang terpaksa "puasa" jalan-jalan imbas mahalnya harga tiket.

"Mudah-mudahan ini jadi solusi untuk orang yang mau berwisata," kata dia.

Dalam pameran itu, akan ada sekitar 60-70 tenant, mulai dari agen travel, penjual tiket, hingga perlengkapan travelling. Sementara untuk Travel Fair di daerah masing-masing sekitar 30 tenant karena lokasinya lebih kecil.

Baca juga: Kompas Travel Fair 2019 Akan Perbanyak Paket Wisata Domestik

Tahun lalu, pengunjung KTF sebesar 23.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 101 miliar.

"Tahun ini kita push target 30.000 pengunjung dengan transaksi Rp 110 miliar - Rp 115 miliar," ucap Lukminto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com