Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Perubahaan Iklim, Kementan Latih Petani Agar Bisa Beradaptasi

Kompas.com - 28/06/2019, 07:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Untuk menghadapi perubahaan iklim, Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Training of Trainer (TOT) Peningkatan Kapasitas Petugas dan Petani.

TOT dilakanakan agar mereka bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim yang mungkin akan terjadi di tingkat usaha tani.

Tercatat ada 58 peserta dengan rincian 8 orang dari provinsi dan 25 orang asal kabupaten yang menggikuti TOT. Pelatihan ini sendiri digelar di Balai Besar Pelatihan Pertanian, Lembang, Jawa Barat, dari 24 hingga 28 Juni 2019.

Baca jugaIni Cara Kementan Antisipasi Kekeringan Sawah di Kebumen

Adapun narasumber yang terlibat berjumlah 6 orang, mereka berasal dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Badan Litbang Pertanian dan Field Indonesia.

"Selain meningkatkan pengetahuan petani tentang perubahan iklim, TOT ini juga untuk meningkatkan pemanfaatan embung, parit atau long storage pertanian yang telah dibangun," kata Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto di Lembang, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (27/6/2019).

Lebih lanjut ia mengatakan pengingkatakan pemanfaatan tersebut perlu dilakukan agar petani bisa beradaptasi dan mengantisipasi perubahan iklim pada saat musim kemarau.

Berpengaruh terhadap ketahanan pangan

Menurut Rahmanto, perubahan iklim secara langsung akan berpengaruh terhadap capaian ketahanan pangan nasional. Ini terjadi lantaran perubahan iklim akan memberikan pengaruh kepada infrastruktur pendukung pertanian.

"Contohnya yakni, sumber daya lahan dan air, infrastruktur jaringan irigasi, hingga sistem produksi melalui produktifitas, luas tanam dan panen," tuturnya.

 Luasan tanaman padi gagal panen akibat kekeringan di Kabupaten Magetan Jawa Timur semakin meluas. Sebanyak 167 hektar tanaman [etanidi Magetan dipastikan gagal panen karena kekeringan musim kemarau.KOMPAS.com/SUKOCO Luasan tanaman padi gagal panen akibat kekeringan di Kabupaten Magetan Jawa Timur semakin meluas. Sebanyak 167 hektar tanaman [etanidi Magetan dipastikan gagal panen karena kekeringan musim kemarau.
Pemerintah kemudian memegang peranan penting untuk menyukseskan proses adaptasi dan antisipasi petani terhadap perubahan iklim.

Untuk itu, pemerintah, dalam hal ini Kementan mensosialisasikan bahaya perubahaan iklim, sehingga bisa meningkatkan kepedulian petani terhadap adanya gejala alam,

Hasilnya, petani bisa mengantisipasi dan mengurangi dampak negatif, terutama kekeringan yang mengakibatkan gagal panen.

Baca jugaKementan dan Pemda Magetan Gerak Cepat Atasi Kekeringan di Magetan

Untuk diketahui, selama lima tahun terakhir sudah 2.962 unit embung terbangun sebagai infrastruktur air yang berguna mengantisipasi perubahan iklim.

"Embung tersebut sudah seharusnya dikelola dengan baik dengan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan pengelolaan dan daya adaptasi baik," tambahnya.

Makanya dalam TOT tersebut, kata dia, petugas dan petani diberikan pengetahuan tentang cara memanfaatkan embung pertanian dalam upaya adaptasi dan antisipasi perubahan iklim di tingkat usaha tani pada musim kemarau.

"Ini agar petani maupun petugas lapangan bisa memiliki daya adaptif yang meningkat meskipun perubahan iklim terus terjadi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com