Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Boeing 737 Max Bakal Berlangsung hingga 2020

Kompas.com - 01/07/2019, 12:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Tahun ini merupakan tahun yang buruk bagi Boeing.co, pabrikan pesawat terbang asal AS. Tak hanya tahun ini, krisis 737 Max diperkirakan masih akan berlanjut tahun depan.

Bahkan, setelah mendapat pelanggan belum lama ini, perusahaan itu masih punya PR untuk merancang pesawat baru dan mengirimkannya kepada pelanggannya. Sampai itu selesai, diperkirakan pendapatannya pun akan berkurang.

Padahal, pada Maret lalu pabrikan pesawat tersebut memiliki penjualan terlaris untuk tipe 737 Max. Namun setelah dua kecelakaan fatal yang menimpa Lion Air dan Ethiopian Airlines, perusahaan mesti menarik kembali pesawatnya karena ditemukan masalah saat pengujian.

Awalnya, para ahli memperkirakan pesawat bisa kembali mendapat izin terbang pada Agustus 2019. 3 maskapai AS yang memiliki 737 Max pun telah membatalkan penerbangan menggunakan pesawat itu hanya sampai awal September.

Baca juga: Kariernya Hancur dan Alami Stres, Seorang Pilot Tuntut Boeing

Tapi seorang pejabat Boeing (BA) mengonfirmasi perusahaan tersebut menyerahkan perbaikan perangkat lunak baru kepada Administrasi Penerbangan Federal AS untuk pengujian hingga September tahun ini.

"Tapi kami percaya ini dapat diperbarui melalui perbaikan perangkat lunak," kata pihak Boeing dikutip CNN, Senin (1/7/2019).

Adapun, masalah yang ditemukan dalam proses pengujian adalah gagalnya mikroprosesor menjalankan fungsinya dalam 2 tabrakan fatal tersebut. Namun, belum diketahui apakah gagalnya mikroprosesor ini memainkan peran yang begitu signifikan pada tabrakan atau tidak.

"Tapi terlalu besar jika risiko itu tidak ditangani. Jika FAA menentukan perlu ada perbaikan perangkat keras di samping perbaikan perangkat lunak, Boeing setuju dengan keputusan FAA untuk membuat perubahan tambahan. Meski dapat menunda izin terbang," kata Boeing.

Jeffrey Guzzetti, mantan direktur divisi investigasi kecelakaan FAA mengatakan, perbaikan perangkat ini akan memakan waktu berbulan-bulan, yang berarti maskapai bisa mendapat izin terbang pada akhir tahun ini paling cepat.

"Saya tidak tahu apakah saya akan mengatakan itu adalah skenario kasus terbaik, tapi itulah kemungkinannya," kata Jeffrey Guzzetti.

Baca juga: Boeing Terbuka untuk Ganti Nama 737 Max...

Bahkan kata Guzzeti, sekalipun pesawat terbang lagi, masalah Boeing tak serta merta berakhir. 400 pesawat yang telah dirancang tersebut harus diperbaiki dan Boeing harus mampu menjualnya kembali ke pelanggannya.

Jim Corridore, Direktur Riset Ekuitas Industri untuk CFRA Research menambahkan Boeing akan membutuhkan waktu untuk memperbaiki, menguji dan mengirimkan semua pesawat bahkan setelah pengiriman pertama dimulai.

"Itu berarti penundaan pengiriman kemungkinan akan berlangsung hingga 2020. Dan Boeing tidak mendapatkan sebagian besar uang tunai dari penjualan pesawat sampai diserahkan kepada pelanggan. Mereka tidak akan menghapus pasokan dalam satu atau dua bulan," katanya.

Hal ini tentu akan menambah biaya kompensasi untuk keterlambatan pengiriman serta biaya perbaikan dan proses sertifikasi dan setiap penyelesaian hukum dengan keluarga korban kecelakaan.

"Kami benar-benar melihat angka di miliaran. Tidak mungkin untuk mengukur sepenuhnya pada titik ini. Tapi selama pesawat kembali beroperasi nantinya, perusahaan akhirnya akan kembali baik-baik saja. Tetapi apakah itu kembali normal pada tahun 2020 atau tidak hingga 2021 sulit untuk dikatakan," katanya.

Boeing juga menghadapi prospek penyelidikan yang diperluas. Jaksa FAA tengah mencari klaim pekerjaan di bawah standar di pabrik Carolina Selatan yang membuat Boeing 787 Dreamliners. Namun, seorang juru bicara Boeing tak mau menanggapi hal ini.

"Kami tidak mengomentari masalah hukum," kata juru bicara tersebut.

Tetap saja, Boeing berada dalam posisi yang jauh lebih baik daripada kebanyakan perusahaan yang keluar dari krisis. Boeing memiliki 7,7 miliar dollar AS dalam bentuk tunai pada akhir Maret. Untuk menghemat uang, perusahaan telah berhenti membeli kembali sahamnya. Bahkan, saham Boeing sempat naik 13 persen tahun ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com