Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Perang Dagang Lebih Rugikan China Ketimbang AS

Kompas.com - 24/07/2019, 21:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, perang dagang lebih merugikan China dibandingkan Amerika Serikat (AS). Hal ini dinyatakan IMF dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi global teranyarnya.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (24/7/2019), IMF menyatakan outlook pertumbuhan ekonomi global lebih suram dibandingkan pada tiga bulan lalu. Ini disebabkan dampak perang dagang AS-China, ketidakpastian terkiat Brexit, dan dampak sanksi yang dijatuhkan kepada Iran terhadap harga minyak dunia.

Dalam World Economic Outlook, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 persentase poin menjadi 3,2 persen pada tahun 2019 dan 3,5 persen pada 2020.

Baca juga: IMF Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini dan 2020

IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari 2,3 persen menjadi 2,6 persen pada tahun 2019. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China dikoreksi dari 6,3 persen menjadi 6,2 persen pada tahun ini.

"Di China, dampak negatif kenaikan tarif dan melemahnya permintaan eksternal telah menambah tekanan terhadap perekonomian yang tengah berada dalam perlambatan struktural dan membutuhkan penguatan pengaturan untuk menurunkan tingginya ketergantungan terhadap utang," tulis IMF dalam laporannya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang atau emerging markets secara keseluruhan diproyeksikan mencapai 4,1 persen pada tahun ini, turun 0,3 persentase poin dibanding proyeksi yang dirilis pada April 2019. Ekspansi terpantau melambat di Rusia, Brazil, India, dan Meksiko.

Baca juga: Imbas Perang Dagang, Lebih dari 50 Perusahaan Asing Kabur dari China

Meski menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS, IMF memperingatkan pula kepada Gedung Putih terkait risiko perang dagang.

"Langkah kebijakan multilateral dan nasional sangat penting untuk menempatkan pertumbuhan (ekonomi) global pada pijakan yang lebih kuat," kata IMF.

Lembaga internasional tersebut menyatakan, negara-negara seharusnya tidak menggunakan tarif untuk menangani neraca perdagangan bilateral atau sebagai pengganti dialog guna menekan negara lain untuk melakukan reformasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com