Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 4 Jurus Pemerintah Antisipasi Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 23/05/2019, 21:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan. Salah satu yang terkena imbasnya adalah Indonesia.

Pelambatan itu terutama dipengaruhi perang dagang Amerika Serikat dan China yang masih memanas. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar, kedua negara ini punya pengaruh yang besar bagi dunia.  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dinamika tersebut bisa jadi akan berlangsung dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, perlu ada langkah antisipatif yang dipersiapkan agar perlambatan pertumbuhan tidak semakin terpuruk.

"Kalau kita ingin menjaga di dalam negeri momentum ekonomi kita, harus yakinkan bahwa instrumen kebijakan kita siap untuk meminimalisir pengaruh global," ujar Sri Mulyani di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: Terpukul Perang Dagang, Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pada kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,07 persen dari target 5,2 persen.

Berikut langkah antisipasi pemerintah dalam menghadapi gejolak ekonomi global:

1. Persiapkan kebijakan preventif

Untuk menekan pengaruh global yang menghambat pertumbuhan, maka perlu merancang kebijakan dalam menjaga permintaan domestik tetap positif.

Caranya dengan menjaga dari sisi konsumsi seperti daya beli, inflasi, dan kestabilan harga. Pemerintah sudah memiliki berbagai instrumen untuk meningkatkan belanja sosial yang akan mempengaruhi masyarakat, terutama di kalangan bawah.

"Kalau inflasi juga rendah, daya beli cukup bagus, berbagai policy pemerintah untuk meningkatkan peningkatan belanja sosial, juga akan memengaruhi terhadap masyarakat terutama kelompok 40 persen terbawah," kata Sri Mulyani.

2. Jaga iklim investasi

Investasi merupakan salah satu aspek yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Karena itulah pemerintah begitu peduli untuk mendongkrak angka investasi di Indonesia dengan menjaga inklim investasi.

Kredit investasi diperkirakan akan naik di atas 14 persen. Artinya, investor cukup percaya diri untuk berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, kredit modal kerja juga tumbuh double digit yang mengindikasikan confident terhadap ekonomi Indonesia cukup tinggi. Saat ini pemerintah terus mengajak dan memberikan insentif kepada investor untuk menjaga momentum investasi tersebut.

"Kalau pemerintah terus melakukan perbaikan iklim investasi, kita menggunakan instrumen fiskal untuk memberikan insentif, kita menggunakan policy untuk melakukan perbaikan dari sisi peraturan dan simplifikasi penyederhanaan aturan," kata Sri Mulyani.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com