SHANGHAI, KOMPAS.com—Kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang adalah tahap lanjutan dari teknologi digital kerap dianggap semata sebagai ancaman. Banyak terdengar, mesin-mesin pintar akan menggantikan peran dan menghilangkan pekerjaan manusia.
Apakah benar begitu? Jangan-jangan persoalan yang ada justru lebih dasar sekaligus lebih kompleks daripada sekadar berbagai jenis pekerjaan yang hilang karena tergantikan oleh mesin? Huawei menegaskan ulang posisinya terkait fenomena ini dalam Huawei Connect 2019 di Shanghai, China.
“Teknologi digital telah membentuk ulang dunia. Kami berkeinginan keberadaannya memberikan benefit bagi semua orang dan inklusi digital berlaku untuk semua orang,” tepis Deputy Chairman Huawei, Ken Hu, dalam paparan inisiatif Tech4All, salah satu agenda Huawei Connect 2019, Rabu (18/9/2019) petang.
Paparan Ken memberikan dua tantangan, yaitu inklusi digital dan sebesar-besar manfaat yang dijanjikan. Dua-duanya menantang dan saling terkait.
Baca juga : Huawei Luncurkan Atlas 900, Superkomputer Tercepat untuk Kecerdasan Buatan
Dari keduanya pula, jangkauan teknologi digital yang bahkan sudah cerdas dapat semakin luas dan bernilai, bukan malah menjadi sekadar ancaman.
Jangankan bicara teknologi yang serba otomatis dan menggantikan peran manusia dalam pekerjaan, banyak orang di sekitar kita yang dalam kesehariannya masih sulit beraktivitas karena belum bersinggungan dengan teknologi digital, baik karena generasi maupun kondisi finansial.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.